Sabtu, 09 Mei 2015

"Bukankah tidak ada yang sempurna di dunia ini?" Upayaku membela diri.

"Tidak sempurna itu jika ada kekurangan yang tidak kita inginkan dan kita tidak mampu menolaknya. Kalau ini namanya ceroboh. Kesalahan yang hampir sama, dilakukan berulang-ulang."

"Maaf." Kataku merasa bersalah.

"Apa maaf bisa merubah keadaan?"

"Tidak."

"Lalu?"

"Ya aku harus bagaimana? Tanaman cabainya sudah mati. Memangnya aku ini Tuhan yang bisa menghidupkan kembali."

"Sekarang tau kan jika kata 'maaf' tidak bisa merubah keadaan."

"Iya. Tapi bukankah kata 'maaf' adalah niatan besar dalam bentuk kecil sebagai penebus kesalahan? Bukankah meminta maaf lebih baik daripada membiarkan sebuah kesalahan lalu menganggap semua baik-baik saja? Bukankah kata maaf seribu kali lebih indah daripada mengabaikan kesalahan yang sudah terlanjur dibuat? Dan mungkin kata 'maaf' mampu mencairkan hati orang yang sedang marah, hatimu saat ini." Nadaku melirih.

"Maaf."

"Kenapa?"

"Maaf telah mengabaikan kata sederhana yang bermakna luar biasa itu. Maaf."

"......." Dan kamu tertegun.Dan aku tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar