Selasa, 31 Maret 2015

Jatuh

Mungkin, jatuh adalah sesuatu yang tak kau sukai.
Mungkin, jatuh akan membuatmu tersungkur kesakitan.
Mungkin, jatuh akan membuatmu tak berdaya.
Mungkin, jatuh enggan membuatmu untuk bangkit.

Tetapi, dengan jatuh kamu akan lebih teliti memilih medan yang kamu lalui.
Tetapi, dengan jatuh kamu akan lebih waspada tengok kanan dan kiri.
Tetapi, dengan jatuh kamu akan menjadi lebih hati-hati.
Tetapi dengan jatuh kamu jadi tau cara untuk berdiri kembali.

Sabtu, 28 Maret 2015

Jika rasa bisa dikendalikan
Dua buah hati akan mudah disatukan
Jika rasa dapat mematuhi tuntunan pemiliknya
Jari telunjuk akan mudah memilih siapa saja
Jika rasa bisa musnah begitu saja
Tak akan ada yang memendam sakit lama-lama
Jika rasa tau di mana tempatnya
Tak akan ada yang merasa sulit mencarinya

Aku telah sengaja menjatuhkan hatiku di hadapanmu dan berharap kamu mengambilnya. Lalu kamu merawatnya dengan hati-hati dan penuh ketulusan. Semoga hati yang ku jatuhkan itu tak sampai pada tangan yang salah.
Angin telah berbisik kepadaku. Kupu-kupu telah memberi kabar baik untukku. Tentangmu, yang telah menggenggam hatiku. Aku bahagia menemukanmu.

Kamis, 26 Maret 2015

Bingkai Tua

Di sebelahku, bingkai persegi panjang dari kayu dengan cat warna coklat tua, setua kenangan yang datar menempel di dalamnya. Menjelang tidur kupandangi. Bangun tidur kulihat yang pertama kali. Sengaja ku letakkan di samping kanan tempat tidurku. Karena aku hampir selalu tidur menghadap ke kanan. Jika sewaktu-waktu aku terbangun tengah malam, entah karena mimpi buruk atau karena hal lain, aku bisa langsung memandang sosok yang tersenyum dalam bingkai itu, kemudian aku akan tenang.
Foto, potret diri tanpa nyawa, tak bisa bergerak namun bisa membuatku menangis sesenggukan. Atau kadang tersenyum-senyum sendiri seperti orang yang kehilangan akal. Aku pernah curiga, mungkin di dalam foto itu ada makhluk halus jenis apa yang bisa memutar-mutar pikiranku seenaknya. Atau telah tersemat sihir di dalamnya sehingga aku selalu ingin melihatnya lama-lama. Gambar diri itu tak pernah lolos dari mataku. Kadang-kadang sampai kuciumi berkali-kali, atau kudekap dalam tidurku saat aku merasa sangat sedih, aku yakin aku tidak sedang kesurupan. Semua kulakukan supaya aku tenang.
Bapak, Ibu, aku beruntung sekali dilahirkan pada jaman ini. Saat semua hal menjadi mudah. Mempermudah untukku mengelabuhi rasa rinduku. Kalian tak hanya dekat di hati, kalian dekat di mata. Kalian ada dalam sebuah bingkai persegi panjang dari kayu dengan warna coklat tua. Setua kenangan yang selalu ingin kuulang. Saat kalian masih bersama, seperti dua buah foto berbeda latar yang ku gunting dan sengaja ku sandingkan. Seandainya kenyataan semudah itu, saat ini kalian pasti sedang tersenyum menemaniku.

Minggu, 22 Maret 2015

Surat Kepada Jodohku

Hari ini sahabatku mengingatkanku tentang satu hal yang belum pernah ku pikirkan.
Sahabatku : "Selama ini kamu selalu menulis tentang cinta pertamamu itu. Nanti bagaimana jika suatu hari kamu menikah dan suamimu membaca tulisanmu? Menurutmu bagaimana perasaannya?"
Aku : "Aku tidak hanya menulis tentang cinta pertamaku saja. Semua aku tulis di sini. Kalaupun aku menulis tentang cinta pertama itu karena aku tidak ingin semua berlalu begitu saja. Banyak momen bisa diabadikan dengan jepretan kamera, tetapi rasa tidak bisa diabadikan bentuknya. Dan inilah caraku mengabadikan rasa."
Sahabatku : "Tapi apa suamimu kelak bisa mengerti semudah itu? Bagaimana kalau dia salah paham?"

Dan aku tak punya jawaban selain wajah yang datar. Dan untuk itulah aku ingin menulis surat kepada calon imamku nanti.

.........

Kepada yang tercinta: Jodohku yang masih dirahasiakan Allah
Di mana pun keberadaanmu

Assalamualaikum yang kelak berpredikat "suami" untukku,
Bagaimana hari-hari yang kau lalui selama ini? Semoga selalu indah dan dalam rahmat Allah. Aku tak sabar menunggumu datang. Aku hanya bisa berprasangka baik pada Allah bahwa jika saat ini kita belum dipertemukan itu karena Allah ingin mempersiapkan diri kita dengan matang. Agar jika telah tiba masanya kita dipertemukan kita akan membina keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah. Aku juga sedang memperbaiki diriku agar aku menjadi yang pantas untuk mendampingimu.

Wahai lelaki terpilihku, aku selalu memohon kepada Allah supaya engkau selalu dalam lindungannya. Dijaga hatimu, akhlakmu, imanmu dan semua yang ada padamu. Karena cara terbaik memberikan cinta adalah dengan doa. Dan semoga kelak engkau dapat menunaikan kewajibanmu sebagai seorang imam yang baik imannya, pengetahuan agamanya, yang bertanggung jawab, setia dan berakhlak mulia. Dapat menjadi panutan kami semua. Dan selalu membawa kami di jalan lurus yang penuh ridho Allah. Aamiin

Seseorang yang kelak bersanding denganku, aku hanya ingin menyampaikan permintaan maafku. Barangkali tulisan-tulisanku akan menimbulkan rasa yang tidak enak pada hatimu. Tapi ketahuilah, bahwa sesungguhnya aku untukmu. Selama ini kehadiranmulah yang diharapkan olehku dan keluargaku. Engkaulah yang didoakan kami semua untuk ada di tengah-tengah kami. Dan semoga engkau tidak mencemburui masa laluku. Karena dalam suatu kehidupan, seseorang akan mengalami beberapa kali jatuh cinta sebelum dia memilih cinta terakhirnya. Seperti halnya aku, engkaupun memiliki seseorang di masa lalumu bukan? Dan itu bukanlah hal yang berarti apa-apa. Karena setelah engkau mengikrarkan janji suci dengan nama "Diah Nofita Dewi Binti Suroso" di dalamnya, pada saat itu aku adalah sepenuhnya hakmu. Sisa hidupku setelah itu adalah untuk mengabdi padamu, patuh pada semua nasehatmu. Setia menjaga hati, kesucian, kehormatan dan nama baikmu. Mendampingimu dalam segala keadaan. Menjadi yang disisimu dan bersamamu melangkah di jalan yang penuh keridho'an Allah. Menjadi temanmu dalam urusan agama, dunia dan akhirat. Aamiin

Seseorang yang akan kuikuti gerakan sholatnya, cintaku ini selalu kujaga untukmu. Ku sampaikan cintaku ini pada Allah dan biarkan Allah yang menyampaikannya padamu. Karena sebaik-baik cinta adalah cinta yang karena Allah, maka dari itu telah kuserahkan hatiku seluruhnya pada Allah dan biarkan Allah yang memberikan padamu atas izinNya. Semoga engkau mengerti.

Calon imamku yang diridhoi Allah,
“ Ahabbakalladzi
ahbabtani lahu” (Semoga Allah
mencintaimu, Dzat yang telah
menjadikanmu mencintai aku karena-
Nya).

Kamis, 19 Maret 2015

Aku Seorang Putri Menjelang Dua Puluh Dua Tahun

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Berdiam diri di kamar kosnya
Berharap bisa membuat waktu mundur ke belakang
Berharap sampai pada masa saat dia berada pada pangkuan ibunya
Bermanja-manja dalam gendongan
Bermain boneka dengan riang menunggu makanan yang siap disuapkan

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Sedang melamun sendiri tanpa kawan
Berharap sedang menggandeng lengan ibunya dengan perasaan takut-takut memasuki taman kanak-kanak
Memakai seragam rapi putih dan biru dengan topi kebesaran
Sebentar-bentar menoleh ke jendela takut ditinggal pulang ibunya

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Ingin kembali mengenakan rok warna merah dan kemeja warna putih bertuliskan "Tut Wuri Handayani" pada sakunya
Merengek-rengek meminta uang jajan dan tak akan berangkat sebelum uang saku terpenuhi
Berlonjak-lonjak riang gembira memamerkan nilai seratusnya dan akan bersembunyi seaman mungkin jika mendapat nilai yang jauh dari jangkauan

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Teringat kembali pada masa sekolah menengah pertama
Saat pertama kali jatuh cinta
Saat pertama kali mengenal banyak teman
Saat pertama kali terbagi waktunya
Saat pertama kali perlahan sebagian waktunya dihabiskan untuk bersama teman-temannya dan dihabiskan dengan banyak kegiatan
Dan mulai kehilangan waktu bercengkerama dengan ibunya

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Sedang mengenang masa sekolah menengah atasnya
Saat melampaui periode 'masa paling bahagia' menurut cerita
Saat memiliki grup persahabatan yang tiada duanya
Saat mulai berani menjalin ikatan dan mengenalkan teman lelakinya pada ibunya
Saat pertemuan dengan ibunya hanya sebatas sarapan dan makan malam bersama dengan cerita-cerita sederhana

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Sedang merenung di kamar kosnya
Menyadari bahwa dunia kerja di kota telah menjadi rantai pengikat, membuat jarak yang tak dekat
Sering membendung rasa rindu ingin pulang ke rumah
Namun ada kontrak dan peraturan yang harus benar-benar dijaga

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Berharap kembali pada semua masa dimana semua waktu adalah miliknya dengan ibunya
Ingin kembali dipangku, ditimang dan dimanja-manja
Ingin tidur didekap ibunya
Ingin belajar dengan dampingan ibunya
Ingin menangis dan tertawa disisi ibunya
Ingin menjalani hidup dipelukan ibunya

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun, namun aku tetaplah aku. Seorang bayi mungil kesayangan ibu. Dan akan selalu menginginkan ada di samping ibu.

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun menulis ini untuk ibu. Dan Kepada Ibu yang selalu tulus menyayangiku : Aku rindu.

Selasa, 17 Maret 2015

Ketika kamu jenuh dan tak ingin ada di tempat yang sama
Ketika kamu ingin lari sejauh mungkin tanpa menoleh ke belakang
Ketika kamu merasa segalanya harus kamu tinggalkan
Ketika hatimu tak lagi mau terbuka untuk hal-hal yang biasanya mudah masuk ke dalamnya
Ketika bahumu telah meronta menanggung pikulanmu yang diluar batasnya
Ketika kamu merasa bahwa ada di tengah kerumunan namun membuatmu bising dan keinginan untuk sendiri kamu pandang sebagai pilihan terbaik
Ketika kamu telah berjalan jauh dan tak juga menemui batas
Ketika kamu ingin menghentikan waktu sejenak dan bernafas panjang supaya kamu bisa lega
Ketika semua yang kamu lihat dan kamu dengar tak dapat kamu percaya

Ketika itulah kamu harus ingat, bahwa semuanya sementara. Semua orang akan mengalami sebuah titik puncak segala rasa. Lewatilah, semua akan berlalu. Hidup ini belum akan sampai pada akhir jika nadimu masih berdenyut beriring.

Sabtu, 14 Maret 2015

Katamu Pagi Ini

Duduk dengan rasa yang berubah-ubah, mendengar suaramu yang di seberang sana. Hatiku jungkir balik, tertegun dan masih menggenggam gagang teleponku. Meski bunyi tit panjang tanda bahwa percakapan telah usai dan telepon harus di letakkan tak juga membuatku tersadar dari lamunan. Kau begitu indah, bahkan suaramu yang kadang terhalang signal pun selalu terngiang memenuhi ruang telinga. Mungkin suaramu itu telah kau bumbui dengan serbuk BBQ dan keju kesukaanku, hingga aku tak bisa lepas dari dengungan suaramu.
"Assalamualaikum, selamat pagi." Katamu pagi ini. Dan aku, bahagia.

Senin, 09 Maret 2015

Dear Me

Untuk diriku sendiri - yang selalu ingin menjadi lebih baik dan menghabiskan sebagian waktumu  untuk menyesali hari lalumu yang masih sering salah .....

Dear Me,
Kamu harus sadar bahwa semua orang memiliki masa lalu. Masa lalu yang baik atau pun yang tidak. Kamu pun harus sadar meski sebanyak apapun kesalahanmu di masa lalu tidak akan merubah apapun jika tetap kau ratapi. Hanya orang berjiwa besar yang berani mengakui kesalahan. Dan hanya orang yang waras yang mau memperbaiki diri. Kamu hanya punya dua pilihan : terus menyesal dan meratapi nasib tanpa melakukan apa-apa atau mengambil pelajaran dan memperbaikinya.

Dear Me,
Kamu akan selalu merasa bahwa dirimu penuh dengan kekurangan. Jangan berkecil hati, karena sesuai kodratnya,  tiada yang sempurna di dunia ini. Akan banyak sekali yang jauh lebih baik darimu. Tapi bukan itu permasalahannya. Hidupmu bukan untuk bersaing.  Jadilah yang terbaik atas nama dirimu. Tidak perlu berusaha keras untuk menyamai orang lain. Kamu harus selalu ingat bahwa hanya ada satu kamu di dunia ini. Mungkin kamu tak selalu memiliki apa yang orang lain miliki. Dan mereka pun juga tak selalu memiliki apa yang kamu miliki. Semua memiliki kapasitasnya masing-masing. Berusahalah menjadi baik bukan karena ingin memiliki kedudukan lebih dibanding orang lain.

Dear Me,
Mungkin kamu lelah dengan hidupmu. Mungkin kamu bosan dengan hari-harimu. Banyak yang ingin kamu coba. Banyak yang ingin kamu jelajahi. Kadang kamu ingin pergi jauh dan mencari tempat yang lebih nyaman. Tetapi, sesungguhnya semua tempat itu sama, tergantung bagaimana caramu menempatinya. Jangan berfikir bahwa jika kamu berpindah tempat lalu tempat barumu selalu lebih baik. Karena semua tergantung padamu sendiri, bukan tempat yang ingin kamu hampiri.

Dear Me,
Masih banyak yang harus kau benahi. Tak akan cukup jika dituangkan dalam tulisan ini. Bergegaslah untuk memperbaiki diri. Ini hanya sebagian kecilnya saja. Selebihnya, kamu telah tau apa yang harus kamu lakukan.

Dear Me,
Kamu harus bangga menjadi dirimu sendiri. Kamu harus lebih bersabar dan memahami hidup dengan penuh arti. Penuhilah jiwamu dengan segala hal yang positif. Jika ada yang salah dengan masa lalumu tak berarti kau harus menghabiskan deluruh hidupmu untuk menyesal. Memperbaiki adalah cara berubah yang tepat.
Kau indah, kau cantik, kau baik. Itu yang harus kau tingkatkan setiap hari. Hiasi harimu dengan kebaikan-kebaikan. Berjalanlah dengan penuh kelurusan.
Kamu adalah kamu. Tak kan ada yang sepertimu. Maka, bahagialah menjadi dirimu.

Pagi-pagi aku mengingatmu
Siang-siang aku memikirkanmu
Sore-sore aku mengenangmu
Malam-malam aku membayangkan kehadiranmu

Taukah kamu?
Tak ada waktu yang kulewatkan tanpa ada kamu dalam kepalaku
Mungkin otakku telah menyetujui kontrak seumur hidup untuk menempatkamu di dalamnya
Tanpa perlu kau bayar mahal
Tanpa perlu tawar menawar
Tanpa perlu syarat dan ketentuan
Kau telah mendapatkan seluruhnya dengan begitu mudahnya
Entah sihir apa yang kau punya
Hingga aku menyerahkan diri dengan sendirinya

Untukmu: yang selalu ada di pikiranku

Sabtu, 07 Maret 2015

Kau Lengkapi Aku

Kau adalah sepenggal lirik yang hilang dari baitnya. Aku membutuhkanmu agar puisiku memiliki makna.

Kau adalah sebaris nada yang sembunyi dari rangkaiannya. Aku membutuhkanmu agar laguku terlantun dengan indahnya.

Kau adalah kalimat yang luput dari paragrafnya. Aku membutuhkanmu agar ceritaku selesai pada akhirnya.

Kau adalah setiap lembar yang kubutuhkan, kau adalah pena yang ingin selalu kugenggam. Kau adalah cerita yang ingin selalu kutuliskan. Kaulah yang lengkapiku, kaulah yang kumau.

Untukmu: yang selalu membuatku rindu.

Kamis, 05 Maret 2015

Dari Leoni untuk Michael

Sudah beberapa minggu ini aku bernaung di tempat kerja yang baru. Diwarnai dengan segala bentuk ekspresi. Dan ada drama yang harus kusaksikan setiap saat. Cinta, ternyata telah tercipta dengan sendirinya. Dari anak kelas 1 SD yang membeli dua buah permen rasa stroberi untuk diberikan kepada teman sebangkunya, tapi disimpan di tasnya sampai lumer karena takut memberikannya, hingga sepasang anak SMP yang sedang melakukan pendekatan. Mereka seperti menarikku untuk kembali pada masa disaat aku pertama kalinya ingin duduk di samping seseorang. Leoni, sebelum masuk les dia selalu menanyakan apakah hari itu Michael juga datang, jika jawabannya tidak, Leoni juga tidak akan datang, kecuali jika terdesak dan tak ingin mendengar omelan mamanya. Sering raut kecewa memenuhi wajah Leoni ketika beberapa kali les tanpa kehadiran Michael, jadwal les mereka memang tidak sama. Betapa Leoni sangat menunggu moment mereka bisa melaksanakan bimbingan belajar bersama. Suatu ketika saat mereka les bersama, Michael menuliskan sesuatu di kertas buramnya. Di antara rumus-rumus matematika yang tersusun tanpa runtun, ada kata "love you". Kemudian buram itu diletakkannya tepat di hadapan Leoni. Leoni hanya menerimanya dengan senyum. Ini jaman yang sudah sedemikian modern, tapi jalan cinta mereka lebih membuatku tertarik. Mereka memadu cinta dengan surat menyurat, itu indah.
Keesokan harinya Leoni memberikan surat kepada Michael sebagai jawaban atas kata "love you" di kertas buram yang ia terima. Namun, setelah memberikan surat tersebut, ada kesedihan mendalam pada Leoni. Dia menyayangi Michael, tapi dia harus menolaknya. Lagi-lagi aku terbawa pada saat seseorang menanyaiku apakah aku bersedia berada di sisinya. Dan jawabanku "tidak", aku berusaha mengkhianati hatiku yang memberontak menjawab "iya". Saat itu aku begitu takut, aku masih terlalu kecil. Aku takut salah arah. Aku tak tau apa yang harus aku lakukan jika aku ada di sisinya. Aku menyayanginya, tapi didera rasa takut ketahuan orang tua dan takut karena belum siap merasakan kecewa. Karena sadar, aku masih terlalu muda.

Leoni yang menolak Michael, tapi Leoni yang menangis dan merasa patah hati. Dia telah kecewa oleh perbuatannya sendiri. Dan Michael, dia tak pernah berhenti. Meski telah menerima surat penolakan, tapi dia tetap memperlihatkan hati yang tegar, mungkin dia ingin menenangkan Leoni. Rupanya, Michael telah memahami perasaan Leoni. Dia tetap mengajak tertawa, berbincang seperti biasa, bertingkah konyol dan menghiburnya. Dan dia selalu berpesan pada Leoni, "aku harap besok kamu akan datang."
Permintaan itulah yang membuat Leoni berusaha keras merubah jadwal lesnya meski penolakan yang ia terima. Akhirnya Leoni dengan wajah gelisahnya, dia menitipkan surat untuk Michael padaku. Entah apa isinya. Tapi mungkin dia ingin segera bertemu dan membuat kesepakatan baru. Mungkin Leoni sedang berunding dengan hatinya dan memberanikan diri untuk menerima cinta Michael dan tak lagi menyia-nyiakannya. Sepucuk surat itu yang sedang kusimpan sekarang, menunggu hari esok dan menyampaikannya pada Michael. Semoga aku melihat senyum di wajah Michael besok. Dan senyum di wajah Leoni besok lusa. Melihat mereka berdua sama-sama tersenyum untuk alasan yang sama.
Aku harap mereka tak pernah menggenggam penyesalan berkepanjangan karena melewatkan cinta seseorang.

Dulu, aku membiarkannya pergi. Tapi kini, dia adalah orang yang selalu kurindui. Seperti Leoni dan Michael yang berusaha menyamakan jadwal lesnya, aku pun pernah berusaha memasuki ekskul yang sama. Bahkan untuk ekskul yang tak kusuka. Dia membawaku pergi ke tempat biasa yang menjadi terlalu indah. Dia mengajakku berlari tanpa rasa lelah. Dia memberiku senyum yang membuatku bahagia lebih dari hal lain apapun. Aku, telah sekian lama menjadi bayang-bayangnya, menguntit kemanapun dia pergi.  Sekarang aku sudah bukan apa-apa lagi. Aku hanya menunggunya tanpa tau kapan dia akan pulang. Datang dan menawariku kembali, "maukah kamu berada di sisiku?" Dan aku akan menjawab tanpa ragu "aku bersedia." Aku tak akan lagi membuat hatiku kecewa dengan keputusanku sendiri. Aku akan menerimanya, segenggam cinta yang dengan tulus dia tawarkan padaku. Aku akan menerimanya, hingga aku tak kan pernah lagi mengenal apa itu penyesalan.
Aku menyayanginya, dan itu yang akan kusampaikan jika aku diberikan peluang kedua.
Tapi sayangnya waktu tak akan sedia menunggu. Dan kesempatan tak akan bisa diputar ulang.
Surat ini, dari Leoni untuk Michael telah membawaku pada banyak momen yang ingin kuputar kembali dan kuperbaiki. Dan sayangnya, kesempatan hanya datang sekali. Seharusnya aku memanfaatkan kesempatan itu selagi ia nampak di hadapanku. Tetapi,,, apa fungsi dari penyesalanku jika semua sudah terlanjur berlalu ....

Minggu, 01 Maret 2015

Selamat malam (lagi) untukmu ...
Seperti yang kamu tau bahwa aku ini mudah sekali merindukanmu
Hal-hal kecil pun sering kuhubung-hubungkan denganmu
Seperti tadi pagi saat aku melihat buah markisa di kebun tetangga, buah kesukaanmu yang membuatku berfikir, kenapa tiba-tiba pagi ini aku melihat buah markisa? Apa ini pertanda kamu sedang memikirkanku sehingga aku diberikan petunjuk seperti ini? Sangat mengada-ada bukan? Khayalanku ini memang sudah melambung terlalu tinggi.
Kemarin lusa juga, saat aku mengetik soal fisika yang menanyakan jarak antara kedua titik, titik A dan titik D. Lalu aku menganggap bahwa A adalah inisial dari namamu dan D adalah inisial namaku. Aku ingin sekali menambah opsi jawaban sendiri,
A. 30 km ~ B. 35 km ~ C. 40 km ~ D. 45 km ~ (jawabanku) E. Sangat jauh, kalian tak mampu mengukurnya.
Bagaimana aku bisa mengatasi kekacauan dalam otakku ini?
Bahkan lagu rock yang dikumandangkan tetangga depan kos pun seakan lagu sedih yang mendayu-dayu membuatku ingin bersandar di bahumu. Menumpahkan segala lelah penantianku. Dan ada tanganmu yang mengelus-elus rambutku. Menarik nafas panjangmu dan berkata "Tenanglah, aku di sisimu."

Dusun Celeng, apa kau rindu padaku?

Wajah pagimu, siangmu, sore dan malammu
Padi-padi yang mulai menyembul, membebaskan diri dari jeratan tanah hingga setiap helainya yang hijau pupus menyapa dengan riang gembira
Pohon-pohon gagah yang bergoyang ke kiri dan ke kanan menebarkan angin, membelai setiap lelah petani, mengantarkannya tenggelam dalam melepas penat
Tumbuh-tumbuhan yang melimpahkan embunnya, menggugah kaki dengan dinginnya untuk berlari kencang - segera, sebelum beras-beras di sepanjang jalan didahului oleh ayam-ayam
Gunung Kawi dan Kelud yang menampakkan pesonanya secara jelas pagi hari dan pucuknya yang disembunyikan awan pada saat siang menjelang sore
Suara jangkrik dan kadal yang riuh bersahutan saat malam seperti lagu wajib penghantar tidur
Burung sriti yang melayang-layang di atas genteng kemudian bertengger sejenak di kabel besar yang berpusat pada tiang listrik atau sesekali menggoyang-goyangkan dahan pohon rambutan depan rumah dan pada saat tertentu membuat sarang menyembunyikan telur-telur kecil bening di salah satu rumpun daunnya

Oh Dusun Celeng,
Bukanlah kau yang merinduku
Tapi aku, yang selalu merindumu