Minggu, 22 Maret 2015

Surat Kepada Jodohku

Hari ini sahabatku mengingatkanku tentang satu hal yang belum pernah ku pikirkan.
Sahabatku : "Selama ini kamu selalu menulis tentang cinta pertamamu itu. Nanti bagaimana jika suatu hari kamu menikah dan suamimu membaca tulisanmu? Menurutmu bagaimana perasaannya?"
Aku : "Aku tidak hanya menulis tentang cinta pertamaku saja. Semua aku tulis di sini. Kalaupun aku menulis tentang cinta pertama itu karena aku tidak ingin semua berlalu begitu saja. Banyak momen bisa diabadikan dengan jepretan kamera, tetapi rasa tidak bisa diabadikan bentuknya. Dan inilah caraku mengabadikan rasa."
Sahabatku : "Tapi apa suamimu kelak bisa mengerti semudah itu? Bagaimana kalau dia salah paham?"

Dan aku tak punya jawaban selain wajah yang datar. Dan untuk itulah aku ingin menulis surat kepada calon imamku nanti.

.........

Kepada yang tercinta: Jodohku yang masih dirahasiakan Allah
Di mana pun keberadaanmu

Assalamualaikum yang kelak berpredikat "suami" untukku,
Bagaimana hari-hari yang kau lalui selama ini? Semoga selalu indah dan dalam rahmat Allah. Aku tak sabar menunggumu datang. Aku hanya bisa berprasangka baik pada Allah bahwa jika saat ini kita belum dipertemukan itu karena Allah ingin mempersiapkan diri kita dengan matang. Agar jika telah tiba masanya kita dipertemukan kita akan membina keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah. Aku juga sedang memperbaiki diriku agar aku menjadi yang pantas untuk mendampingimu.

Wahai lelaki terpilihku, aku selalu memohon kepada Allah supaya engkau selalu dalam lindungannya. Dijaga hatimu, akhlakmu, imanmu dan semua yang ada padamu. Karena cara terbaik memberikan cinta adalah dengan doa. Dan semoga kelak engkau dapat menunaikan kewajibanmu sebagai seorang imam yang baik imannya, pengetahuan agamanya, yang bertanggung jawab, setia dan berakhlak mulia. Dapat menjadi panutan kami semua. Dan selalu membawa kami di jalan lurus yang penuh ridho Allah. Aamiin

Seseorang yang kelak bersanding denganku, aku hanya ingin menyampaikan permintaan maafku. Barangkali tulisan-tulisanku akan menimbulkan rasa yang tidak enak pada hatimu. Tapi ketahuilah, bahwa sesungguhnya aku untukmu. Selama ini kehadiranmulah yang diharapkan olehku dan keluargaku. Engkaulah yang didoakan kami semua untuk ada di tengah-tengah kami. Dan semoga engkau tidak mencemburui masa laluku. Karena dalam suatu kehidupan, seseorang akan mengalami beberapa kali jatuh cinta sebelum dia memilih cinta terakhirnya. Seperti halnya aku, engkaupun memiliki seseorang di masa lalumu bukan? Dan itu bukanlah hal yang berarti apa-apa. Karena setelah engkau mengikrarkan janji suci dengan nama "Diah Nofita Dewi Binti Suroso" di dalamnya, pada saat itu aku adalah sepenuhnya hakmu. Sisa hidupku setelah itu adalah untuk mengabdi padamu, patuh pada semua nasehatmu. Setia menjaga hati, kesucian, kehormatan dan nama baikmu. Mendampingimu dalam segala keadaan. Menjadi yang disisimu dan bersamamu melangkah di jalan yang penuh keridho'an Allah. Menjadi temanmu dalam urusan agama, dunia dan akhirat. Aamiin

Seseorang yang akan kuikuti gerakan sholatnya, cintaku ini selalu kujaga untukmu. Ku sampaikan cintaku ini pada Allah dan biarkan Allah yang menyampaikannya padamu. Karena sebaik-baik cinta adalah cinta yang karena Allah, maka dari itu telah kuserahkan hatiku seluruhnya pada Allah dan biarkan Allah yang memberikan padamu atas izinNya. Semoga engkau mengerti.

Calon imamku yang diridhoi Allah,
“ Ahabbakalladzi
ahbabtani lahu” (Semoga Allah
mencintaimu, Dzat yang telah
menjadikanmu mencintai aku karena-
Nya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar