Kamis, 19 Maret 2015

Aku Seorang Putri Menjelang Dua Puluh Dua Tahun

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Berdiam diri di kamar kosnya
Berharap bisa membuat waktu mundur ke belakang
Berharap sampai pada masa saat dia berada pada pangkuan ibunya
Bermanja-manja dalam gendongan
Bermain boneka dengan riang menunggu makanan yang siap disuapkan

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Sedang melamun sendiri tanpa kawan
Berharap sedang menggandeng lengan ibunya dengan perasaan takut-takut memasuki taman kanak-kanak
Memakai seragam rapi putih dan biru dengan topi kebesaran
Sebentar-bentar menoleh ke jendela takut ditinggal pulang ibunya

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Ingin kembali mengenakan rok warna merah dan kemeja warna putih bertuliskan "Tut Wuri Handayani" pada sakunya
Merengek-rengek meminta uang jajan dan tak akan berangkat sebelum uang saku terpenuhi
Berlonjak-lonjak riang gembira memamerkan nilai seratusnya dan akan bersembunyi seaman mungkin jika mendapat nilai yang jauh dari jangkauan

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Teringat kembali pada masa sekolah menengah pertama
Saat pertama kali jatuh cinta
Saat pertama kali mengenal banyak teman
Saat pertama kali terbagi waktunya
Saat pertama kali perlahan sebagian waktunya dihabiskan untuk bersama teman-temannya dan dihabiskan dengan banyak kegiatan
Dan mulai kehilangan waktu bercengkerama dengan ibunya

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Sedang mengenang masa sekolah menengah atasnya
Saat melampaui periode 'masa paling bahagia' menurut cerita
Saat memiliki grup persahabatan yang tiada duanya
Saat mulai berani menjalin ikatan dan mengenalkan teman lelakinya pada ibunya
Saat pertemuan dengan ibunya hanya sebatas sarapan dan makan malam bersama dengan cerita-cerita sederhana

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Sedang merenung di kamar kosnya
Menyadari bahwa dunia kerja di kota telah menjadi rantai pengikat, membuat jarak yang tak dekat
Sering membendung rasa rindu ingin pulang ke rumah
Namun ada kontrak dan peraturan yang harus benar-benar dijaga

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun,
Berharap kembali pada semua masa dimana semua waktu adalah miliknya dengan ibunya
Ingin kembali dipangku, ditimang dan dimanja-manja
Ingin tidur didekap ibunya
Ingin belajar dengan dampingan ibunya
Ingin menangis dan tertawa disisi ibunya
Ingin menjalani hidup dipelukan ibunya

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun, namun aku tetaplah aku. Seorang bayi mungil kesayangan ibu. Dan akan selalu menginginkan ada di samping ibu.

Aku seorang putri menjelang dua puluh dua tahun menulis ini untuk ibu. Dan Kepada Ibu yang selalu tulus menyayangiku : Aku rindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar