Minggu, 26 April 2015

Setiap orang memiliki cara sendiri untuk menyinari hidup seseorang. Hal-hal kecil yang bermakna besar. Terkadang sebuah percakapan telepon yang singkat di waktu yang tepat mampu melegakan seseorang yang ada di seberang sana. Atau dekapan hangat di saat-saat seseorang benar-benar membutuhkannya. Atau sebuah kata yang mampu membuat dia bangkit dari keluh kesahnya.
Jangan pernah luput untuk memberikan perhatianmu, walaupun sedikit, namun kamu tak pernah tau bagaimana pentingnya perhatianmu yang hanya sedikit itu bagi seseorang. Mungkin kata "halo" yang terdengar samar di dalam telepon genggamnya akan menenangkannya. Mungkin dekapan hangatmu mampu membebaskan hatinya dari segala kesedihan tanpa harus kau berbuat lebih dari itu. Mungkin sekecap kata saja mampu mengembalikan semangatnya untuk tetap melangkah. Dia tak butuh apa-apa. Dia tak menuntut macam-macam. Dia hanya menginginkan perhatianmu. Dan membuatnya tau bahwa kau sayang dia.

Tulisan ini untuk para anak yang ingin membahagiakan Bapak-Ibunya ... Luangkanlah sedikit waktumu untuk melakukan perhatian sekecil apapun. Mereka merindukanmu. Merindukanmu menjadi anak kecil yang tak pernah jauh dari mereka. Merindukan tawamu yang hadir setiap saat menghapus lelah mereka. Tebuslah pengorbanan mereka selama ini yang hanya untukmu. Karena, kita tak pernah tau seberapa banyak waktu yang kita miliki untuk melakukan hal seistimewa itu.

Jangan lupa tersenyum :) Jangan lupa bersyukur :)

Sabtu, 25 April 2015

Dear Allah,,,,

Terima kasih untuk satu hari lagi yang telah Kau ijinkan untuk kulalui. Untuk segala kesempatan, nikmat iman dan islam, kesehatan jasmani dan rohani. Juga untuk kedua orang tua yang selalu menyayangiku. Untuk keluarga yang selalu mendukungku. Dan untuk segala hubungan baik ini. Untuk segala yang telah Kau beri, lebih dari yang kuminta, lebih dari yang kuinginkan, lebih dari yang pantas untuk kuterima. Terima kasih telah memilihku untuk menjadi salah satu hamba-Mu yang ingat untuk bersyukur.

Tuhanku yang Maha luas ampunan-Nya dan yang berlimpah kasih sayang-Nya, aku tau selama hidupku aku telah banyak melakukan kesalahan. Tapi bukankah jika seseorang berbuat kesalahan tak berarti dia harus membayar dengan seluruh sisa hidupnya. Bukankah bertaubat dengan segera adalah jalan yang paling baik. Dan bukankah selalu ada kesempatan untuk hamba-Mu yang ingin kembali di jalan-Mu? Dan aku tau Engkau pasti menyukai itu. Aku selalu ingat Tuhan, bahwa jika seorang hamba datang pada-Mu dengan berjalan, Engkau akan menjemputnya dengan berlari. Aku harap aku telah melakukan yang Kau suka Ya Rabb.

Tuhanku yang Maha Penyayang, terima kasih untuk segalanya. Bukan hanya ujian dalam bentuk kebahagiaan. Namun juga ujian yang Kau bentuk dalam kesedihan, rasa takut dan kekhawatiran. Tetapi, aku bahagia Tuhan. Jika Engkau mengujiku itu tanda bahwa Engkau sangat menyayangiku. Engkau ingin aku menjadi lebih sabar dan Engkau ingin aku lulus agar tingkat imanku semakin bertambah. So, I really want to say Alhamdulillah for this. Aku tau Engkau sangat menyayangiku. Dan aku ingin memohon ampunan-Mu, karena terkadang aku ingin menyerah. Terkadang, sangat berat bagiku untuk mengerti apa yang sesungguhnya Engkau inginkan terjadi padaku. Namun aku selalu percaya Tuhan, bahwa semua yang Kau kehendaki terjadi padaku adalah baik untukku. Terkadang aku menangis dan merasa bahwa hidup ini tidak adil. Hidup ini hanya berpihak pada sebagian orang saja. Maka ampunilah aku yang telah melalaikan segala bentuk cinta-Mu.

Ya Allah, Engkau pemilik Arsy yang Agung, aku tak memiliki banyak kata untuk mengungkapkan segala penyesalan atas dosa-dosa dan juga rasa syukurku yang tak dapat terlukis ini. Dan aku tau, Engkau Maha Mengetahui. Biarkan aku tetap di jalan-Mu Ya Allah Ya Rabbul Izzati.

Jumat, 24 April 2015

Kepada yang mencintaiku karena Allah,
Semoga engkau selalu dalam perlindungan dan bimbingan-Nya.

Assalamualaikum, hari ini aku hanya ingin sedikit bercerita. Kali ini aku menulis untukmu. Supaya aku tak lagi membuatmu salah paham dengan maksud dari tulisan-tulisanku yang lalu.

Begini, aku sangat sadar aku ini hidup di jaman apa. Di sebuah masa yang mengingkari perintah Allah adalah sesuatu yang di anggap biasa. Katanya, kita sudah hidup di jaman yang sedemikian pintar. Saking pintarnya banyak orang sampai tak merasa bahwa mereka telah kembali pada peradaban jaman jahiliyah. Aku harus jujur padamu, aku juga pernah berada pada perilaku itu. Tetapi, karena Allah, Alhamdulillah aku tak terbawa arus terlalu jauh. Aku telah menepi sebelum aku sampai pada sungai yang dalam.
Dalam hal mencintai, aku pernah menjalin hubungan seperti drama-drama di televisi (aku harap Allah mengampuniku, dan engkau memaafkanku). Ya, percintaan remaja labil, yang ke kantin bersama, ikut bimbel bersama, pulang bersama. Sekali lagi maafkan aku.
Aku harap ini tak akan merubah niat baikmu. Aku telah berusaha memperbaiki diriku sejak lama. Menjadi yang pantas untuk mendampingimu. Dan menjadi yang kau syukuri ketika aku telah berada di sisimu. Kini, aku telah sadar benar bahwa Allah memerintahkan umatnya untuk menjaga pandangan, menjaga hati dan menjaga akhlaq serta auratnya, maka dari itu aku mematuhinya. Bahkan untuk mencintai makhluknya pun, aku menjaganya. Aku hanya bisa mencintai diam-diam. Karena aku takut rasaku ini akan membawa pada perbuatan-perbuatan dosa. Lebih baik aku diam, daripada lisanku, perbuatanku dan hatiku membawa rasa suci ini ke jalan yang salah. Aku tidak ingin menjadikanmu yang utama dan aku tidak ingin engkau menjadikanku yang utama, karena Allah-lah yang seharusnya menjadi yang utama, dan yang paling kita cintai lebih dari apapun. Allah menciptakan hati kita ini untuk mengingat Allah dan tidak boleh untuk mengingat sesuatu selain Allah.
Jika kita memikirkan orang tua
itu adalah karena perintah Allah,
jika kita memikirkan rezeki itu adalah karena Allah memerintahkannya untuk menjemput rezeki dan karunia-Nya. Jadi jika aku mengingatmu, itu juga karena Allah.

Aku menjaga hati, dengan
diam. Karena diam adalah bukti
cinta yang kumiliki. Dengan memuliakanmu, menghormatimu, dan menjaga semua yang ada padaku.

Aku ingin seperti kisah Fatimah
dan Ali. Keduanya saling
memendam apa yang mereka
rasakan. Tapi pada akhirnya
mereka dipertemukan dalam
ikatan suci yang sedemikian indah. Karena dalam diam itulah tersimpan kekuatan dan harapan. Hingga Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata. Bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yang berharap padaNya?
Karena diam adalah cara
mencintai karenaNya, berharap
hal itu lebih memelihara kesucian
hati kita setelahnya.

Aku belajar mencintaimu dalam
diam dengan keimanan. Berharap
menjadi Fatimah yang tak pernah
sekalipun mengungkapkan. Dan
membawamu menjadi Ali Bin Abi
Thalib yang tak pernah sekalipun
mengecewakan apalagi menduakan.
Begitulah seharusnya mencintaimu dengan suci dan karena Allah. Dan aku harap aku bisa menjadi temanmu dalam urusan agama. Mendmpingimu dalam mendakwahkan agama Allah. Mendampingimu di dunia dan di akhirat.

Semoga Allah senantiasa mencintaimu, Dzat yang telah membuatmu mencintaiku karena-Nya. Aamiin

Rabu, 22 April 2015

Dalam diam aku mengingat namamu
Kau kah jawaban atas semua doaku?
Atau kah kau hanya sebatas angin lalu, yang berhembus kencang kemudian berlalu?

Aku meragu ...
Aku masih ragu ...
Karena aku tak pernah memiliki kelebihan untuk membaca hatimu dan meramal masa depanku jika bersamamu

Aku takut ...
Aku kerap takut ...
Aku takut jika hari ini aku adalah orang yang kau perjuangkan, suatu hari aku akan menjadi orang yang kau abaikan
Aku takut jika hari ini aku adalah orang yang kau harap untuk datang suatu hari aku akan menjadi orang yang kau inginkan untuk pergi
Aku takut jika hari ini aku adalah orang yang kau beri hati suatu hari aku akan menjadi orang yang kau buat patah hati
Aku takut kau meninggalkanku di tengah jalan, sedangkan perjalanan masih sangatlah panjang

Aku hanya ingin tangan ini tetap kau genggam sampai waktu membuatmu tak dapat melakukannya
Aku hanya ingin kau tetap di sampingku meskipun kau merasa bosan ketika aku mengulang-ulang cerita yang sama, ketika ingatanku tak lagi sempurna
Aku tetap ingin ada dipelukmu sampai perjalanan terakhir kita di dunia ini usai

Kini... telah ku serahkan segala resahku kepada Yang Memiliku
Kuharap khawatirku hanya sekedar khawatirku
Semoga bahagia lah yang menjadi jawaban untuk semua raguku
Aamiin

Senin, 20 April 2015

Kepada kamu yang ajaib

Kamu, memang begitu ajaib
Hanya dengan namamu bisa merubah selera makanku
Hanya dengan namamu membuat tak enak saat tidurku
Hanya dengan namamu aku tersipu malu-malu

Karena senyummu, aku sering kehilangan akal sehatku
Karena senyummu, tertawanlah sepenuh hatiku
Karena senyummu, kau buat indah setiap detik dalam hidupku

Hai kamu yang ajaib,
Hadirmu merantai kedua kakiku
Membuatku diam terpaku di sampingmu
Membuatku enggan menjauh darimu

Hai kamu yang ajaib,
Setiap kata yang keluar dari mulutmu mampu mengubah pandangku
Mampu meluluhkan setiap sisi yang beku
Mampu menawan hatiku - yang kini hanya untukmu

Hai kamu yang ajaib,
Terima kasih telah hadir dalam hidupku
Dan aku .. menyayangimu

Sabtu, 18 April 2015

Jika aku memiliki kesempatan itu lagi
Jika aku diizinkan bertemu denganmu kembali
Jika semua harapanku ini tak hanya sekedar mimpi
Kaulah yang diinginkan setiap butir air yang jatuh dari mataku
Mungkin semua telah berubah
Waktu berubah, semua orang berubah, keadaan berubah
Tapi kau pasti tau, meski seisi dunia ini berubah, rasaku takkan pernah berubah
Aku memanggilmu, hatiku memanggilmu
Sedihku memanggilmu, gembiraku memanggilmu
Aku selalu mengharapkan bahwa Tuhan menulis kaulah takdirku, kaulah takdir yang kumau
Aku tak ingin percaya bahwa kita tak akan bersama
Aku tak ingin meyakini bahwa kau tak ada lagi
Tapi, tapi ..... aku memang sendiri, tak ada kau lagi di sini.

Jumat, 17 April 2015

Aku sering sekali merasakan ini. Hatiku telah patah sebelum waktunya. Aku telah kehilangan sebelum sempat memiliki. Nyatanya, dalam hidup ini yang namanya memiliki tak mesti apa yang diingini. Dan yang hilang bukan sesuatu yang dibenci.

Setelah sekian banyak kisah yang kulalui, otakku masih saja mudah dikalahkan dengan hati. Hati ini seperti telah menjadi pengendali dalam diri. Seharusnya aku tau, berharap berlebihan akan membuatku sakit berlebihan.

Memang tak ada yang mustahil dalam hidup ini. Bahkan hati bisa dibolak-balik seperti martabak telor yang diiris persegi. Akan selalu ada kemungkinan bahwa hatimu akan berbalik untukku. Namun, jika aku berharap pada hal yang kemungkinannya sekecil itu, apa bukan melukai diri sendiri namanya?

Jadi biarlah, hatiku telah memutuskan. Aku tak akan mengaharapmu lebih dari yang seharusnya. Aku sedang menjaga hatiku dari rasa sakit. Barangkali membiarkanmu bahagia~meski tak bersamaku, akan mampu membujuk hatiku untuk meninggalkan rasa itu. Hingga akhirnya aku pun akan bahagia, meski bukan kamu yang di sampingku.

Kamis, 16 April 2015

Cinta itu bukan perkara berkenalan, pendekatan, menjalin ikatan, saling memiliki lalu endingnya kalau tidak berpisah ya bersama selamanya. Cinta itu bagaimana kamu saling berbagi tanpa ada yang disembunyikan. Tentang bagaimana kamu memberi tanpa mengharapkan imbalan. Di mana kata tulus berada pada deretan paling depan.
Jika hatimu belum terlalu kuat, jatuh cinta akan membuatmu benar-benar merasakan bagaimana sakitnya jatuh. Cinta itu tentang bagaimana kamu siap jatuh namun tak akan membuatmu merasa sakit. Kamu akan merasa bahwa kamu telah jatuh dengan indah. Di atas awan yang lembut meski sesekali mendung berselimut namun kamu sanggup melaluinya.
Cinta itu bukan merupakan kebahagiaan sebelah pihak. Cinta itu bagaimana dua orang yang menyatakan berada dalam satu hati bisa sama-sama merasa bahagia. Tidak ada yang saling menyakiti. Tidak ada yang menuntut untuk dibahagiakan, karena telah bahagia bersama. Tidak ada yang merasa tersakiti karena telah merasa satu hati, jika salah satu sakit maka yang lain akan turut sakit. Cinta tak akan melukai karena melukainya sama dengan melukai dirimu sendiri.
Cinta bukan masalah perdebatan lalu diselesaikan dengan akal. Cinta itu bagaimana menyelesaikan suatu masalah dengan akal dan saling membuka pintu maaf dengan perasaan. Tak akan ada waktu untuk saling diam. Karena rindu akan melelehkan semua perbedaan.
Cinta itu harus bahagia. Jangan menyakiti. Jangan tersakiti. Dan jika cintamu berbeda sisi, bersabarlah. Kebahagiaan akan datang kepada orang yang dengan sabar menunggu. Akan datang cintamu. Akan datang seseorang yang menjadi sebab bahagiamu.

Selasa, 14 April 2015

Malam ini hujan, dan aku ... merindukanmu.

Bahkan aku sendiri bingung dengan perasaanku. Banyak hal sering sekali membuatku merindukanmu. Apalagi hujan. Membuatku terjebak pada kenangan yang tak bisa di putar ulang. Hujan menawanku hingga aku tak dapat berpindah ruang. Hujan, membuatku dingin dan ketakutan.

Dulu, saat bersamamu, hujan menjadi sedemikian menyenangkan. Aku bisa mengulur waktu untuk pulang. Aku menghampirimu yang duduk di teras depan kelasmu lalu aku menawarkan payungku. Dan kamu menolaknya. Kamu memilih untuk menunggu hujan reda dan memintaku pulang lebih dulu.
Lalu seperti biasa dan dengan alasan yang sama, aku duduk di sampingmu. Aku menemanimu.
"Kenapa selalu seperti itu? Rumahmu lebih jauh dari rumahku. Tidak perlu ditemani, aku berani."
"Aku tau kalau kamu berani. Tapi di saat menunggu seperti ini mungkin kamu memerlukan seseorang untuk kamu ajak bicara. Sekedar menanyakan jam atau yang lainnya."
"Bahkan kamu tidak memakai jam tangan. Aku yang memakainya."
Aku tertegun kemudian menyadari bahwa aku selalu mati kutu dengan penegasanmu. Aku selalu ceroboh dalam membuat alasan. Aku selalu tak punya kata untuk berbincang dengan orang yang punya banyak kelebihan sepertimu.
"Iya aku tau. Aku hanya ingin membuatmu tertawa. Mungkin itu tadi lucu. Siapa yang tidak butuh lelucon dalam keadaan membosankan seperti ini?"
Aku berdalih dengan ketus.
"Baiklah untuk alasan itu lebih masuk akal. Dan itu tadi memang lucu."
"Oke sekarang aku kesal. Aku pulang duluan."
Dan aku beranjak dari sampingmu. Aku melangkah maju dan berharap kamu memanggilku. Satu langkah, dua langkah, sampai langkah ke enam dan aku tak mendengar suaramu. Aku berbalik arah, "Kenapa membiarkanku pergi begitu saja? Aku sedang kesal dan kamu tidak menghiburku." Protesku kesal.
"Aku sengaja membuatmu kesal dan aku ingin kamu pergi dari sini."
Mataku terbelalak, aku bersedih.

"Aku tidak ingin kamu di sini. Aku ingin kamu pulang. Aku tahu kamu takut petir. Aku tau orang tuamu khawatir. Aku tahu kamu tidak suka dingin. Pulanglah, tidurlah di balik selimutmu yang hangat. Dan bermimpilah dengan indah."

Sungguh aku tak dapat mengatakan apapun lagi. Kata-kata mana yang mesti ku protes? Perhatian mana yang harus ku tolak darimu? Tidak ada.

Minggu, 12 April 2015

Jika Engkau mengizinkan, bawalah hatinya kepadaku. Jika Engkau mengizinkan jadikanlah dia yang berada di sisiku ~ bagi dunia dan akhiratku. Jika Engkau merestui persatukanlah rasa ini dari jalan manapun yang Engkau kehendaki.
Namun jika bukan, hapuslah rasa ini Ya Rabb. Sebelum aku berharap terlalu banyak. Agar aku tidak jatuh terlalu dalam. Sebelum hatiku terlalu sakit. Biarkanlah rasa ini dalam kadar yang tak berlebihan. Agar nanti jika aku mengetahui dia bukan untukku aku bisa ikhlas. Biarkanlah aku memiliki rasa dan kehilangan rasa karenaMu. Bukankah sebaik-baik cinta adalah cinta karena-Mu Ya Rabb?

Kamis, 09 April 2015

Berharap pada tuan yang murah hati, agar tuan berikan tanpa ku harus menawarnya lagi. Barangkali karena tuan sangat murah hati, tuan akan memberikan hati tuan seluruhnya kepadaku. Gadis yang bahkan mungkin belum tuan kenali.
Tapi tuan telah membuat tertarik diri ini. Menanamkan rasa yang tumbuh setiap hari. Aku memang sangat berhati-hati, karena aku sangat takut sakit hati. Tapi tuan telah membuat sudut pandangku berbeda. Berbalik seratus delapan puluh derajat dari asalnya. Hingga aku berani menjatuhkan hati ini di hadapan tuan. Agar tuan- yang mudah simpati, akan mengambilnya dan menyatukan dengan hati tuan sendiri. Mari tuan- jika kita telah berada pada satu janji, mulailah kita saling mengasihi. Marilah kita saling berbagi. Berbagi segala hal, setiap rasa, setiap cerita, setiap perjalanan yang telah kita tempuhi. Dan marilah kita saling memberi. Memberi kasih sayang yang sepenuh hati - sampai akhir waktu nanti.

Minggu, 05 April 2015

Malam

Aku tau, tak hanya ada pagi yang cerah dalam hidup ini. Karena bumi berputar dan waktu berubah karenanya.
Aku tau, akan selalu ada malam dalam hidup ini - malam yang gelap. Tapi malam tak sepenuhnya tega pada bumi. Dia senantiasa menawarkan ribuan bintang. Kalaupun bintang sedang tak ingin bersapa, malam tetap menyediakan bulan yang memantulkan cahaya matahari. Meski sedikit sinarnya, di bagian kecil dari langit yang begitu luas tetapi cahanya tetaplah terang, seakan mengikuti kemana pun aku pergi. Entah bulan yang mengikutiku atau langkahku yang selalu menuju bulan berada.
Aku tau, malam adalah waktu yang dapat membuat bulu kuduk merinding. Tapi malam tak berniat menakuti siapapun. Malam hanya ingin memberi jeda lelah kita di siang hari. Malam hanya ingin memberi waktu kita untuk beristirahat, jadi mari beristirahat. Sebelum raung-raung kendaraan merusak gendang telinga dan asap-asap kotor menyesakkan dada. Sebelum tumpukan kertas di meja kerja harus dibereskan dan pena akan membuat lelah jari-jari tangan.
Aku tau, malam tak seindah pagi yang menyilaukan mata dengan pemandangan yang indah menawan. Tapi malam, memberimu ruang untuk mengenang segala hal dengan bebas. Tanpa desakan-desakan yang seakan menumbuk kepala dengan keras. Tanpa pikulan-pikulan berat yang menumpu di atas pundak. Malam, membuat hening pikiranmu. Melantunkan nada indah dalam hatimu. Tidur... tidurlah... inilah saatnya kau memejamkan mata. Menenangkan jiwa.

Jumat, 03 April 2015

Orang yang mengejarmu, mungkin tak kau hiraukan. Bahkan tak mau untuk kau lihat. Karena kau berjalan ke depan, memandang ke depan. Tapi dia terus mengikutimu. Peduli padamu dari jauh. Tak peduli akan kau lihat atau tidak. Tak peduli kau akan berhenti kemudian berbalik arah dan menjemputnya atau terus melangkah. Tak peduli kau akan tahu dan menemukannya atau selamanya kau diam tanpa pernah mengenalnya.
Kau akan sibuk dengan urusanmu. Dan orang yang mengejarmu sibuk menghabiskan waktunya untuk memperhatikanmu. Mengabaikan kehidupannya sendiri untuk mengetahui setiap detik pergerakanmu. Karena saat mengejarmu hidupnya adalah kamu.
Orang yang mengejarmu tak akan berhenti sebelum kau berhenti atau kau yang membuatnya berhenti. Bahkan jika kau sudah menemukan rumahmu pun, dia akan tetap bersembunyi dan mengamatimu diam-diam. Jika tak melihatmu, melihat pagar rumahmu saja akan membuatnya bahagia. Yang ada dipikirannya hanyalah agar kau bahagia. Tanpa dia ada disampingmu. Dan merelakan kebahagiaannya sendiri untuk bahagiamu.
Dalam hidup ini, sesekali menolehlah ke belakang. Karena barangkali dibelakangmu sedang ada orang yang mengejarmu, dan mungkin saja secara kebetulan dia lah yang sedang kau cari untuk mendampingimu.

Kamis, 02 April 2015

Pesan - yang ku kirim melalui media perantara, karena aku tak mampu berdiri di hadapanmu lalu membuka mulutku dan menyampaikannya secara langsung.
Pesan - yang ku tulis sejajar dengan garis batasnya, terkirim sudah padamu. Aku menebak-nebak bagaimana ekspresimu saat membaca pesanku saat itu. Ku harap mampu membuatmu senyum-senyum sendiri. Atau tertegun kemudian berfikir betapa so sweet-nya aku. Atau justru membuatmu kaku padaku.

Aku suka kamu ....

aku merasa bodoh setelah mengirimnya padamu. Namun aku telah mempersiapkan dua reaksi untuk dua kemungkinan jawabanmu. Jika kamu juga memiliki rasa untukku maka aku akan bahagia dan kita akan bersama. Namun jika kamu menolaknya (dan aku pasti akan sangat malu dan canggung) maka aku akan menjawab bahwa pesanku adalah lelucon April Moop. Dan aku berharap kamu akan memaklumi.

Tapi telah lama tak ada pesan untukku. Mungkin kamu masih disuguhi tanda tanya besar. Mengenai perasaan yang sebagian kutunjukkan dan sebagiannya lagi sengaja ku sembunyikan.

Aku pun bertanya-tanya. Terlebih saat ini hujan, rasa gundahku bertambah porsinya. Entah rasa kita sama ataukah berbeda. Tapi aku harap musim berikutnya, kita telah berjalan bersama.

~ Pesanku ku akhiri sudah ~

(Shirley dan April Moop)