Kamis, 26 Februari 2015

Jatuh cinta itu ....
Ketika kamu merasa selalu bahagia namun tak tau untuk apa

Jatuh cinta itu ....
Ketika kamu ingin selalu ada di sampingnya namun selalu menyembunyikan rasa dan tak berani menyentuhnya karena tau bahwa itu belum saatnya

Jatuh cinta itu ....
Ketika melihatnya adalah hal kecil yang selalu kamu rindukan
Yang hanya bisa sembunyi dan senyum-senyum sendirian

Jatuh cinta itu ....
Ketika kamu melihat dia sedang sholat lalu kamu ingin mengikutinya dari belakang dan menjawab "Aamiin" pada setiap Al-Fatihah yang dia bacakan

Jatuh cinta itu ....
Ketika kamu ingin bersamanya
Di waktumu yang sekarang sampai di waktu akhir yang kamu miliki
Saat kamu masih di dunia hingga di akhirat nanti

Selasa, 24 Februari 2015

Puisi untuk Ibu

Selamat malam ibu,
Apa yang sudah ibu lalui hari ini?
Apa hari ini indah?
Apa ibu selalu bahagia?
Aku harap semua pertanyaanku memiliki jawaban 'iya'

Ini sudah terlalu malam ya bu?
Ibu pasti sudah tidur
Besok pagi aku akan meneleponmu untuk bertanya
Apakah semalam ibu tidur dengan nyenyak?
Aku akan sangat bersyukur jika jawabannya 'iya'
Aku lega karena sekarang ibu bisa memiliki banyak waktu untuk beristirahat
Ini untuk menebus segala lelahmu saat aku kecil bu

Pasti dulu ibu tak memiliki banyak waktu untuk beristirahat
Ibu pasti lebih memilih menjagaku agar aku bisa tidur dengan lelap
Ibu pasti tak peduli kalau ibu lelah
Sejak pagi sekali ibu sudah mencuci popokku, ibu mandi, memasak, setelah itu memandikanku, menyuapiku, menggendongku sepanjang waktu sampai malam telah tiba kembali
Seharusnya malam adalah waktu paling indah setelah seharian berlelah-lelah
Tapi aku justru menyulitkan ibu
Sedikit-sedikit aku menangis meresahkanmu
Aku pipis menangis, aku lapar dan haus menangis
Ada suara sedikit aku menangis
Digigit nyamuk menangis

Waktumu telah kau berikan seluruhnya untukku
Dari pagi sampai malam sampai pagi lagi dan seterusnya sampai saat ini
Aku pasti sudah sangat merepotkan

Sekarang,
Aku harap siangmu tak melelahkan dan malam bisa membuat ibu tidur dengan nyenyak
Aku tak mau mengganggumu lagi bu
Aku takut menyulitkanmu
Ibu harus duduk indah di rumah
Menikmati teh hangat dan menyaksikan sinetron kesayangan

Waktumu hanya boleh untuk menyayangiku tanpa harus membebani jiwa raga ibu
Selamat tidur ya bu
Semoga hari-harimu selalu indah
Aku menyayangimu

Kaki kecilmu

Senin, 23 Februari 2015

Mimpiku Semalam

Semalam aku bermimpi tentangmu. Kamu datang mengagetkanku dari belakang. Kamu tersenyum. Lalu kamu pergi begitu saja. Aku memanggilmu, aku berteriak. Kamu hanya membalikkan badan, kembali tersenyum, lalu melanjutkan langkahmu. Kamu menghilang.

Hadirmu begitu singkat. Kamu hanya datang untuk memberiku senyum sesaat. Bukan untuk bersamaku. Lagi-lagi aku kehilanganmu sebelum aku memilikimu.

Aku diam di tempat berdiriku sejak semula. Memandangimu yang telah hilang. Hanya jalan lurus berbatu dengan rumput liar di kedua tepinya. Aku harap kamu muncul dan kembali padaku. Dan ternyata semua tak sesuai harapanku.

Aku menangis dan memanggil lirih namamu. Hatiku seperti dihantam batu. Sebuah tanya menghadang dalam fikiranku. Kenapa kamu harus datang hanya untuk pergi lagi? Harusnya kamu tak perlu datang, apalagi sampai memberi senyum padaku, jika pada akhirnya kamu meninggalkanku, membuat sedih hatiku.

Dan aku tetap berdiri, sendiri. Masih menatap jalanan yang kamu lewati. Masih dengan tangis yang belum mau berhenti. Masih dengan penggalan namamu yang tersebut dengan sendirinya. Dan aku menyadari, kamu telah pergi, kamu tak kembali.

Kamis, 19 Februari 2015

Dua Insan Mulia

Kepada : Dua Insan Mulia yang selalu kuharap tersenyum bahagia
Di : tempat terindah dalam hatiku

Petang ini hatiku seperti teriris. Tak ada sebab dari perihal dunia yang biasa membuatku histeris. Kejadian yang mungkin dianggap terlalu sepele untuk banyak orang ini telah berhasil membuatku menangis. Sebahagia apapun aku tak kan bahagia tanpa kalian. Sesedih apapun aku, akan tetap bahagia jika kalian ada.

Bapak hari ini aku meneleponmu. Aku tau Bapak memang sulit sekali dihubungi. Aku membuat pemakluman dengan keadaan yang pernah Bapak ceritakan. Aku tidak ingin membuat rusuh dalam keluarga Bapak. Tapi hari ini adalah hari yang Bapak janjikan sendiri. Bapak akan menyembuhkan rinduku dengan suara Bapak yang biasa terjadi dalam durasi tak lebih dari sepuluh menit itu. Tapi, hari ini setelah kutunggu-tunggu, Bapak tak juga menghubungiku. Ini sudah sebulan lebih lamanya sejak percakapan terakhir kita. Taukah Bapak apa yang kurasakan? Di sini ada putri yang dulu kau gendong-gendong sedang menitikkan airmata di kamar kosnya - sendirian. Di sini putrimu yang waktu kecilnya selalu kau buat tersenyum bahkan hanya dengan sebuah permen, kini sedang meratapi nasibnya. Dia sedang merasa lelah dan ingin engkau datang lalu memangkunya.

Ibu, setiap saat aku rutin menghubungimu. Tapi hari ini, ketika aku sangat ingin mendengar suaramu, saat aku ingin berbagi banyak hal denganmu, aku tak bisa meneleponmu. Aku bertanya-tanya selalu, apa yang sedang terjadi padamu. Aku tak bisa sedetik saja tanpa kabarmu. aku rindu kau tanyai masak apa hari ini? Apa ibu kosku baik hati? Apa tetanggaku ramah-ramah? Apa berasku masih banyak? Apa harga kebutuhan pokok di kota mahal-mahal? Apa aku semakin kurus karena jarang makan? Apa teman-temanku baik budinya dan tidak membawaku pada pergaulan yang salah? Apa aku rindu pada ibu? Di mana ibu, hari ini aku tak mendengar satu pertanyaan pun darimu. Apa ibu sehat-sehat saja? Apa ibu sudah berani makan daging ayam? Apa ibu sudah bisa berjalan dengan lancar tanpa kesakitan?

Bapak, Ibu, di mana kalian hari ini. Begitu resahnya aku. Aku pernah melalui hal yang sangat sedih. Tapi hal ini lebih membuatku sedih.
Bapak, Ibu, tidakkah ingin kalian tenangkan aku. Aku yang berkali-kali menangis setiap kali menekan tombol telepon dan jawaban yang ku dengar selalu "Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi".
Bapak, Ibu, seperti saran operator, aku selalu mencobanya sebentar lagi- setelah aku menelepon, tapi jawabannya selalu sama.
Bapak' Ibu, bisa kah kalian hilangkan rasa khawatirku. Buatlah aku lega meskipun sedetik waktu yang kalian luangkan untukku. Itu lebih dari cukup. Ucapan "Hallo" saja sudah mampu mengobatiku. Aku rindu Bapak. Aku rindu Ibu. Aku rindu kalian. Dua malaikat bumi yang selalu kusayangi. Dua insan mulia yang selalu ingin kuangkat namanya. Dua insan mulia yang selalu ku sebut namanya saat aku dalam keresahan, yang menjadi alasan setiap aku melangkah. Dua insan mulia yang selalu ingin kubuat bahagia.

Bapak, Ibu, Dua Insan Mulia -ku.

Menepilah Sebentar

Menepilah sebentar,
Bagaimana aku bisa berucap jika kau masih di tengah sana
Terombang-ambing dalam pelayaran
Dan ombak lebih sampai pada telingamu jika dibanding dengan suaraku

Menepilah sebentar,
Bagaimana aku bisa menggenggam tanganmu
Memintamu untuk beristirahat
Kemudian menyeduh kopi hitam untukmu
Jika tali-tali layar itu lebih membutuhkanmu
Dan air-air asin lebih memuaskan dahagamu

Menepilah sebentar,
Ikutilah burung camar yang pulang ke sarang
Tinggalkanlah ombakmu sebentar saja
Lepaskanlah jangkar pada dasarnya

Menepilah sebentar,
Turutilah permintaan gadis yang telah sedia kau tinggal begitu lama ...

Rabu, 11 Februari 2015

Menyambung gerutuku semalam
Meskipun hari ini sudah siang dan aku akan sibuk dengan pekerjaanku
Tapi namamu masih saja menyelip di antaranya
Saat jeda pergantian tugas
Saat waktu istirahat
Saat ke toilet lantai dua pun bisa menjadi waktu berharga untuk memikirkanmu
Menatapi setiap anak tangga yang akan kuinjak
Aku tidak bisa menghitung berapa jumlahnya
Karena otakku sudah penuh dengan namamu
Tak ada ruang untuk memikirkan hal lain

Aku kembali lagi ke tempat dudukku
Aku sedang mengetik soal Bahasa Indonesia
Ada salah satu soal yang menyertaan penggalan cerpen
Dan latar tempatnya adalah Jakarta
Kota tinggalmu saat ini
Aku jadi mengingatmu lagi
Entah ini hanya kebetulan
Atau otakku yang secara sadar menghubungkan segala hal denganmu

Entahlah .... aku tak tau

Selasa, 10 Februari 2015

Aku sulit tidur lagi malam ini
Dengan alasan yang sama
Alasan yang mungkin malam saja bosan mendengrnya : Kamu.

Aku sedang menghitung ada berapa banyak cicak yang merayap di dinding dan atap kamarku : semuanya ada tiga ekor

Aku juga sedang menghitung ubin di lantai kamarku
Keramik dengan bentuk segi empat
Warna putih susu dengan sedikit coretan warna hitam : ada 132 buah

Aku mau menghitung semut
Karena semut jumlahnya banyak
Dan pasti akan menjadi kesibukan jika aku menghitungnya
Jadi aku bisa lupa denganmu
Tapi sayangnya di kamarku tidak ada semut
Mungkin besok aku akan lebih jorok
Akan ku sengaja menjatuhkan nasi sisa sarapanku
Agar ada semut yang bisa ku hitung besok
Bolehkan aku bersiap-siap?

Hoooooooaaaaaaammmmm
Aku telah menguap berkali-kali
Tapi mataku susah mengatup
Kamu menyita seluruh waktuku
Semua waktu yang kumiliki sebagiannya ada kamu
Bahkan disaat tubuh yang tak berdaya ini butuh istirahat sekalipun, kamu tetap ada

Aku bisa apa ??

Senin, 09 Februari 2015

Doaku Pagi Ini

Tuhan ....
Tolong ampuni aku
Karena hati, fikiran, lisan dan lakuku tak selalu sesuai dengan apa yang Engkau perintahkan

Hatiku tak selalu bisa memaafkan karena mungkin sakit yang berlebihan
Hatiku tak selamanya berprasangka baik karena sebagai manusia aku juga sedang mempertahankan diri

Fikiranku tak hanya kugunakan untuk hal-hal yang positif
Hal negatif pun kadang masih mampir saat aku merasa dalam posisi paling terhimpit

Lisanku kadang masih belum tulus mengungkapkan sesuatu
Kadang masih kugunakan untuk menyembunyikan sesuatu sebagai upaya pertahanan diriku

Lakuku tidaklah selalu indah seperti yang Kau ingini
Jalanku kadang masih ingin berbelok-belok
Menjelajah jalan-jalan baru yang mungkin bisa menyesatkanku

Tapi Tuhan...
Aku selalu berusaha untuk memperbaiki semuanya
Sebisa mungkin kuhalau keinginan-keinginan untuk melakukan hal-hal yang tak Kau sukai
Aku mohon Tuhan
Bawalah aku di jalan yang penuh dengan ridho-Mu
Ijinkanlah hati, fikiran, lisan dan lakuku melaksanakan tugasnya atas nama-Mu
Melakukan segala rutinitasnya dengan bimbingan-Mu
Baikkanlah akhlak budiku Tuhan
Agar aku baik dimata-Mu dan baik pula di mata umat-Mu

Aamiin ...

Selasa, 03 Februari 2015

Apa Langit Kita Sama?

Selamat malam 'yang sedang kurindukan'
Bagaimana langitmu disana? Apa sama dengan langitku disini? Karena kata orang-orang yang sedang menghibur diri saat mereka berpisah adalah meskipun mereka jauh tapi mereka bisa melihat langit yang sama. Tapi aku tidak bisa lega dengan kata-kata itu. Disini langitku sedang tidak ada bintang. Tertutup mendung. Bulan juga tampak samar-samar. Apa disana juga begitu? Tapi apa baiknya jika langit kita sama tapi kita tetap tidak sama-sama? Kalau langitmu disana sama denganku itu juga tidak bisa mengurangi rasa rinduku. Tak dapat menenangkanku.
Apa kamu sudah tidur? Kalau aku belum. Aku memang sering sekali tak bisa tidur karena memikirkanmu. Kalau kupejamkan mataku selalu ada kamu. Kalau aku buka mataku juga ada kamu.  Lalu aku menulisnya agar perasaanku tersampaikan. Apa lagi yang mau kuperbuat jika bukan ini. Ini kegiatan rutinku setelah aku mengenalmu. Kamu bagaimana? Bisa tidur tidak? Ada aku dikepalamu tidak? Pasti tidak. Aku bukan hal penting bagimu. Aku sadar itu.
Lalu aku harus bagaimana? Aku sulit tidur. Sama sulitnya untuk bisa bersamamu. Lagipula aku juga takut tidur. Aku takut bermimpi indah tentangmu dan besok pagi terbangun dengan kenyataan yang membuat mengkerut jantungku.
Sudah... sudah malam. Mungkin kamu juga sudah tidur. Aku juga berharap bisa segera tidur tanpa mimpi apapun. Selamat malam 'yang sedang kurindukan',,, Kamu akan selalu mejadi yang kurindukan.

Minggu, 01 Februari 2015

Selamat berpisah

Aku sering sekali menyebut atau menuliskan namamu tanpa kusadari. Rupanya jari-jariku dan bibirku sudah terlatih menyebutkan namamu. Hanya namamu.
Kamu, tak pernah mendengarnya. Iya, aku hanya menyebutnya dari jauhmu. Kamu tak akan mendengar. Kamu tak mengetahui. Aku mengagumimu dengan sembunyi-sembunyi.
Kita pernah dekat. Dan kata pernah itu yang selalu kujadikan alasan hingga sekarang. Pernah dekat denganmu yang menimbulkan rasa sayang yang susah kuhilangkan. Lalu kamu pergi sebelum kita saling memiliki. Jika belum memiliki apakah bisa disebut kehilangan? Tapi nyatanya, aku benar-benar merasa kehilangan. Belum memiliki saja rasanya sudah amat kehilangan, apalagi jika aku terlanjur memilikimu. Mungkin itu cara Tuhan untuk tidak membuatku merasa lebih kehilangan. Yaitu dengan tidak membuat kita saling memiliki.
Padahal sejak lama aku telah berandai-andai. Andaikan kita saling memiliki, kita bisa saling membahagiakan setiap hari. Kita lalui setiap hari kita bersama-sama. Kita menikmati dan menumbuhkan rasa ini tidak sendiri-sendiri. Dan sayangnya itu cuma andai-andai. Yang jauh dari kenyataan sebenarnya.
Tapi ya sudahlah, ini jalannya. Memang pahit bukan jika cinta yang hendak kita berikan tak pernah akan diterima. Karena batas yang tak tau dibuat oleh siapa. Selamat berpisah ya...
Andai-andaiku cukup sampai disini saja. Aku tak pernah menyalahkanmu. Ini memang bukan salahmu. Ini bukan salah siapa-siapa, karena kata orang cinta tak pernah salah bukan?
Baiklah, seperti janji-janjiku sebelumnya bahwa aku akan tegar. Aku tidak akan berandai-andai lagi. Karena jika tak sampai aku akan kesakitan lagi. Semoga jika esok kita bertemu lagi segalanya sudah berbeda. Rasaku sudah sepenuhnya hilang. Agar tak ada lagi harapan-harapan. Agar kita bisa bersahabat kembali tanpa gangguan-gangguan. Gangguan rasaku yang tak karuan dan hanya bisa kurasakan sendirian.
Sudah, selamat berpisah. Sampai bertemu kembali ya... kali ini saja biarkan aku mengatakannya, "Aku rindu dekat denganmu, aku menyayangimu."