Kamis, 19 Februari 2015

Dua Insan Mulia

Kepada : Dua Insan Mulia yang selalu kuharap tersenyum bahagia
Di : tempat terindah dalam hatiku

Petang ini hatiku seperti teriris. Tak ada sebab dari perihal dunia yang biasa membuatku histeris. Kejadian yang mungkin dianggap terlalu sepele untuk banyak orang ini telah berhasil membuatku menangis. Sebahagia apapun aku tak kan bahagia tanpa kalian. Sesedih apapun aku, akan tetap bahagia jika kalian ada.

Bapak hari ini aku meneleponmu. Aku tau Bapak memang sulit sekali dihubungi. Aku membuat pemakluman dengan keadaan yang pernah Bapak ceritakan. Aku tidak ingin membuat rusuh dalam keluarga Bapak. Tapi hari ini adalah hari yang Bapak janjikan sendiri. Bapak akan menyembuhkan rinduku dengan suara Bapak yang biasa terjadi dalam durasi tak lebih dari sepuluh menit itu. Tapi, hari ini setelah kutunggu-tunggu, Bapak tak juga menghubungiku. Ini sudah sebulan lebih lamanya sejak percakapan terakhir kita. Taukah Bapak apa yang kurasakan? Di sini ada putri yang dulu kau gendong-gendong sedang menitikkan airmata di kamar kosnya - sendirian. Di sini putrimu yang waktu kecilnya selalu kau buat tersenyum bahkan hanya dengan sebuah permen, kini sedang meratapi nasibnya. Dia sedang merasa lelah dan ingin engkau datang lalu memangkunya.

Ibu, setiap saat aku rutin menghubungimu. Tapi hari ini, ketika aku sangat ingin mendengar suaramu, saat aku ingin berbagi banyak hal denganmu, aku tak bisa meneleponmu. Aku bertanya-tanya selalu, apa yang sedang terjadi padamu. Aku tak bisa sedetik saja tanpa kabarmu. aku rindu kau tanyai masak apa hari ini? Apa ibu kosku baik hati? Apa tetanggaku ramah-ramah? Apa berasku masih banyak? Apa harga kebutuhan pokok di kota mahal-mahal? Apa aku semakin kurus karena jarang makan? Apa teman-temanku baik budinya dan tidak membawaku pada pergaulan yang salah? Apa aku rindu pada ibu? Di mana ibu, hari ini aku tak mendengar satu pertanyaan pun darimu. Apa ibu sehat-sehat saja? Apa ibu sudah berani makan daging ayam? Apa ibu sudah bisa berjalan dengan lancar tanpa kesakitan?

Bapak, Ibu, di mana kalian hari ini. Begitu resahnya aku. Aku pernah melalui hal yang sangat sedih. Tapi hal ini lebih membuatku sedih.
Bapak, Ibu, tidakkah ingin kalian tenangkan aku. Aku yang berkali-kali menangis setiap kali menekan tombol telepon dan jawaban yang ku dengar selalu "Maaf, nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi".
Bapak, Ibu, seperti saran operator, aku selalu mencobanya sebentar lagi- setelah aku menelepon, tapi jawabannya selalu sama.
Bapak' Ibu, bisa kah kalian hilangkan rasa khawatirku. Buatlah aku lega meskipun sedetik waktu yang kalian luangkan untukku. Itu lebih dari cukup. Ucapan "Hallo" saja sudah mampu mengobatiku. Aku rindu Bapak. Aku rindu Ibu. Aku rindu kalian. Dua malaikat bumi yang selalu kusayangi. Dua insan mulia yang selalu ingin kuangkat namanya. Dua insan mulia yang selalu ku sebut namanya saat aku dalam keresahan, yang menjadi alasan setiap aku melangkah. Dua insan mulia yang selalu ingin kubuat bahagia.

Bapak, Ibu, Dua Insan Mulia -ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar