Kamis, 10 Juli 2014

Maafkan Aku Budhe Tumini

Lebaran 3 tahun yang lalu ibu memintaku datang ke rumah Pakdhe Sutaji dan Budhe Tumini, tapi aku mengelak. Aku bilang aku belum bekerja, aku belum bisa membantu biaya hidup budhe, aku tidak tega.
Lebaran 2 tahun yang lalu ibuku meminta hal yg sama. Aku tetap tidak bisa datang, agendaku banyak. Ada temu kangen inilah, itulah dan lain-lain lah.
Lebaran 1 tahun yg lalu, aku sudah berniat kesana, tapi ibuku sakit dan keluarga jauh datang semua berturut-turut. Aku repot di rumah.
Sampai akhirnya 3 bulan yang lalu, bulan April. Mas Bambang menghubungiku dan memberikan kabar bahwa Budhe Tumini sudah pulang ke rumah Allah... (Innalillahi)
Ya Allah... aku menyesal. Harus bagaimana aku. Waktu tidak pernah bisa diputar ulang. Jarak rumahku dan budhe hanya sekitar 8 kilo meski harus menempuh jalan terjal dan tanjakan. Tapi betapa jahatnya aku. Meluangkan sedikit waktu saja tidak bisa. Sedikit waktu untuk budhe yang selama ini mengenalkanku pada aroma kebun teh, mengajariku memetik daun teh muda. Membuatkanku kare ayam yang lezat. Membawakan biji teh untukku bermain lumbung. Selalu menyambutku dengan senyum bahagia tiap aku datang. Bahkan budhe rela membawa pulang jatah kue dan minuman segar dari perkebunan, menahan lapar dan haus demi aku. Lalu apa yang sudah ku perbuat?? Maafkan aku budhe Tumini...
Aku ingin memeluk budhe, tapi budhe sudah tidur lelap di bawah tanah bertabur bunga. Aku ingin meminta maaf pada budhe, tapi budhe sudah tidak mendengar. Aku sangat menyesal budhe... maafkan Dewi.. "Dewi selalu sayang budhe"

QUOTES: Ajal itu tidak mengenal waktu, datang tiba-tiba. Memberi kejutan pada semua orang. Jangan menyepelekan waktu. Sempatkanlah untuk bersilaturahmi, sebelum kita tidak bisa berjabat tangan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar