Sabtu, 13 Juni 2015

Sore ini telah ku seduh teh manis, aku merasa tak enak badan. Ku seruput seteguk demi seteguk, rasanya sungguh tidak enak. Hanya asam setengah pahit. Kuraba badanku, tidak panas. Kurasa-rasa lagi, aku tidak pusing. Perutku juga baik-baik saja. Setelah ku sadari, bukan badanku yang sedang tidak enak. Melainkan mentalku.

Aku berjalan ke swalayan terdekat. Aku membeli sebatang coklat. Kata orang, juga dari artikel yang pernah kubaca, coklat mampu memperbaiki suasana hati seseorang. Kuhabiskan dengan segera coklat itu. Kutunggu setengah jam, perasaanku tak berubah. Ahh barangkali memang belum bereaksi. Namun setelah hampir lima jam perasaanku tetap tak berubah. Tak ada pengaruhnya.

Aku tetap merasa asing. Seperti ada yang telah hilang dariku. Tetapi, aku tak merasa memiliki apapun. Jadi apa yang telah hilang dariku. Sesuatu yang telah kumiliki namun tak pernah ku sadari. Sesuatu yang baru ku mengerti saat ia telah pergi. Entahlah.

Aku menggantungkan doa-doa ke angkasa. Biar Tuhan memilih waktu yang tepat untuk mewujudkannya. Aku percaya bahwa doa adalah bahan terbaik pembentuk keajaiban. Keajaiban untuk menyatukan perasaanku yang berantakan. Keajaiban untuk mengembalikan apa yang telah hilang. Keajaiban, mampu menciptakan hal yang bahkan sebelumnya tak pernah terpikirkan.

Aku yakin.

Bersama alunan musik lembut dari earphone bututku, kucoba mengayun-ayun mataku. Semoga terpejam. Semoga hilang segala kekhawatiran. Semoga saat esok pagi menjelang, aku menemui kebahagiaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar