Rabu, 17 Juni 2015

Selamat Datang Ramadhan

Ya Allah, Ya Tuhan kami yang Maha Penyayang ...
Malam ini aku ingin mengucap syukur yang tiada batas kepada-Mu.
Terima kasih telah memberi kami kesempatan hingga kami dapat menyambung Ramadhan demi Ramadhan. Bulan yang selalu kami rindukan. Bulan yang suci dan penuh dengan kebaikan. Bulan yang begitu istimewa yang membuat kami tak rela melaluinya begitu saja. Hanya satu bulan saja, dan ketika ia pergi kami akan merasa kehilangan sekali. Jadi, terima kasih yang begitu besar untuk segala rahmat-Mu.

Kadang aku merasa, apalah arti setiap tahun dalam hidupku jika Engkau tidak menghadirkan bulan yang penuh dengan kemuliaan ini. Kau sangat mengerti bagaimana cara menarik hati umat-Mu. Kau membuat kami bahagia, bahagia yang sampai pada relung jiwa. Engkau yang Maha Sempurna, cara-Mu mencintai kami amatlah sempurna.

Ya Rabb, aku telah memasak sejak pagi tadi. Telah ku persiapkan semuanya. Aku ingin segera menemui makan sahur pertamaku.  Kalau untuk persiapan rohani Engkau pasti tau sejak kapan aku mempersiapkannya.  Oh iya, kalau bicara masalah sahur, aku sangat merindukan dusun Celeng. Pasti anak-anak kecil yang sebenarnya bernyali ciut itu, memberanikan diri tidur di Mushola untuk menabuh kentongan yang telah mereka siapkan jauh-jauh hari, untuk membangunkan orang-orang. Mereka itu malaikat-malaikat kecil yang pasti Engkau banggakan Ya Allah. Keluarga di rumah, pasti diantara semua anggota keluarga, Devin yang paling susah di bangunkan. Dia itu tidur sama pingsan tidak ada bedanya. Butuh waktu yang lama untuk membuatnya sadar diri. Akung... meski usianya sudah 88 tahun tetapi masih memiliki semangat yang kuat untuk mengabdikan dirinya kepada-Mu, Engkau pasti lebih tau Ya Rabb. Ibu dan Lek Nar akan sibuk di dapur. Memasak makanan yang istimewa, yang lebih dari biasanya, itu upaya mereka dalam memberikan semangat menjalankan puasa bagi keluarga. Juga pasti sibuk membuat jajanan kering yang bisa disajikan saat lebaran. Kalau Paklek Wantri, pasti tetap sibuk menjalankan hobinya, memancing.
Dulu, ketika malam tiba, kami berjalan bersama menyusuri jalan yang gelap menuju mushola An-Nur. Kami bersenda gurau dan bercerita. Lalu, saat sholat tarawih, Devin dan Mba Mara kesulitan untuk sujud. Mereka sering berlebihan memanjakan perut saat berbuka. Uf, betapa aku merindukannya Ya Rabb. Aku harap, Ramadhan tahun depan aku telah berada di rumah, di tengah-tengah mereka. Dengan anggota baru keluarga kami tentunya. Anggota baru yang kusiapkan makan sahurnya. Anggota baru yang mengajakku menikmati keindahan Ramadhan bersama. Anggota baru yang Kau pilihkan dari sisi-Mu.

Ada lagi Tuhan, ini Ramadhan kali ke sembilan yang kulewati tanpa kehadiran ayah. Apa kabar ayah Tuhan? Semoga baik-baik saja, ku yakin Kau selalu menjaganya. Bantulah ia untuk senantiasa bertaqwa meski banyak sekali beban yang harus ia pikul di punggungnya. Berikanlah ia kesehatan selalu Ya Rabbi.

Dan satu lagi doaku di malam ini Ya Allah. Jadikanlah aku wanita sholeha. Yang menjadi salah satu sebab kedua orang tuaku menjadi ahli surga. Yang menjadi teman terbaik dalam urusan agama, dunia dan akhirat bagi suamiku kelak. Dan menjadi madrasah yang baik bagi keturunan kami jika Engkau mengijinkannya. Aamiin Ya Rabbal Alaamiin.

Marhaban Ya Ramadhan ~ Selamat datang bulan yang selalu kami rindukan. :) :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar