Minggu, 31 Agustus 2014

Namanya Jatuh Cinta

Dear sore yang jingga,

Kali ini aku tidak duduk di teras rumah untuk melihat anak-anak kecil pergi mengaji.
Aku di dalam rumah, di depan televisi. Sambil membolak-balik hp yang sebelumnya tidak pernah kuperlakukan seperti ini.
Kamu tau apa sebabnya?
Beginilah hati orang yang sedang menumbuhkan rasa. Yang membiarkan hatinya jatuh agar ada yang mengambilnya.

Pesan singkat yang hanya berisi selamat pagi atau sekedar menanyakan kabar saja bisa kubaca berulang-ulang. Dari awal percakapan sampai tanda titik (.) terakhir yang dia tulis, kupandangi lama-lama. Berfikir ulang, adakah kata lain yang lebih menarik untuk mejawab pertanyaan tentang kabarku hari ini.
"Aku baik-baik saja".. ahh itu sudah biasa.
"Hatiku sedang terganggu (olehmu)" ini jawaban yang aneh.
"Aku sedang bahagia." Tidak, aku rasa jawaban ini tidak tepat.
Pertanyaan "apa kabar" saja menjadi begitu sulit dicari jawabannya. Aku seperti sedang mengisi te-te-es, satu pertanyaan bisa dijawab dengan beberapa kata. Namun hanya satu kata yang bisa sesuai dengan jumlah kolom. Dan hurufnya bisa bersambung untuk jawaban berikutnya.

Susahnya menjadi orang yang sedang jatuh cinta, hal yang biasa dilakukan dengan mudah, bisa berubah menjadi sedemikian susahnya. Takut kalau-kalau yang dilakukan bisa menjauhkannya dari orang yang diharapkannya.

Namanya jatuh cinta...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar