Senin, 25 Agustus 2014

Aku Tidak Ingin Mengulang

Ingatkah?
Hari kemarin saat kita masih memberikan hormat untuk bendera yang sama?
Saat itu, berjemur di lapangan upacara tidak pernah lagi ku rasakan panasnya.
Saat lagu Indonesia Raya bukan hanya menjadi simbol kemerdekaan bangsa.
Setiap liriknya terasa lebih membahagiakan melebihi lagu orang yang sedang membangun cinta.
Saat lagu Hymne Pahlawan bukan hanya menjadi jeda untuk mengheningkan cipta.
Setiap liriknya terasa lebih menyedihkan seperti lagu orang yang sedang dipatahkan hatinya.
Saat pembacaan Undang-Undang Dasar bukan hanya menjadi amanat Negara.
Setiap barisnya seperti membawa pesan-pesan berharga. Lebih bernilai dari puisi-puisi karya penulis ternama.
Aku tidak dalam keadaan lelah atau kepala yang berkunang-kunang ingin pingsan karena kepanasan.
Aku merasakannya dengan penuh kesadaran.
Kehadiranmu, menyelipkan nada bahagia dalam setiap suara yang kudengar.
Bahkan, teguran guru Sejarah saat aku ketiduran ditengah pelajaran seakan menjadi pujian yang bisa kubanggakan.
Senyummu selalu menciptakan ilusi-ilusi mustahil untukku.
Menyiratkan raut sempurna pada setiap apa yang kulihat.
Bahkan saat aku melihatmu berjalan beriringan dengan orang lain pun aku masih terus berusaha bahagia.
Mencoba menipu perasaanku yang kubiarkan tetap tumbuh cintanya.

Untuk apa?
Sekarang, saat logikaku telah bisa mengimbangi perasaanku yang selalu ingin dimanja, aku baru bisa melihat dengan benar. Aku baru merasa tidak mengerti tentang kebodohanku waktu itu. Saat seseorang yang kusayangi tidak memilihku, seharusnya aku pergi. Aku juga masih tidak mengerti tentang pilihanku saat itu. Untuk tetap mengikutimu yang telah berjalan bersama orang lain. Dan berharap kamu akan berpaling. Entah kenapa saat aku masih ABG, aku berfikir bahwa patah hati adalah bagian dari keindahan mencintai seseorang.

Dan aku sedang menertawai diriku sendiri, sekarang.

#Aku tidak ingin mengulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar