Rabu, 06 Agustus 2014

Diam di Tengah Jalan

Aku masih belum tau betul, sedang berada di jalan manakah aku ini. Aku tidak sedang tersesat. Aku hanya sedang berdiri di tengah jalan. Dan yang sedang kuhadapi adalah jalan yang bercabang. Harus kubawa kemana langkah kakiku ini. Aku selalu merasa bahwa jalan yang lurus tidak selamanya membawaku pada kebaikan. Terkadang jalan kecil yang penuh dengan lubang, itu justru menyediakan istana indah pada akhirnya. Aku tidak pernah berani begitu saja mengambil keputusan. Harus bagaimana aku?
Bayangan diujung sana terlihat samar samar. Diujung jalan lurus yang sedang kuinjak ini. Tampak seperti bukit atau menara atau pohon tinggi. Entahlah, pandanganku dikaburkan oleh kabut tebal yang melayang beriringan. Jika itu bukit, itu bukit dengan bunga bunga yang indah dan buah buahan manis atau bukit yang dipenuhi dengan tanaman berduri dan beracun?
Jika itu menara, itu menara dari sebuah istana berlian atau menara persemayaman ratu sihir seperti tempat disekapnya Rapuncel? Dan jika itu pohon tinggi, itu pohon tinggi yang membuatkanku tangga menuju langit ataukah pohon tinggi yang akan segera tumbang dan menindihku saat aku datang?
Aku menarik nafasku sedikit demi sedikit. Keraguan ini, membuatku susah berfikir. Harus kemanakah aku? Jika aku mengambil jalan cabang itu, aku tidak pernah tau apa yang akan kutemui disana. Pandanganku terhadap jalan itu terputus, hanya nampak sepenggal karena jalan itu berbelok arah. Aku mengintip, mencoba meraba raba apa yang ada diujung sana. Tapi, tetap pandanganku terputus.
Jalan lurus ini, memberikan teka teki. Mengajak fikiranku berputar keras menebak nebak jawabannya dengan memberikan sedikit petunjuk. Sedangkan jalan cabang ini adalah sepenuhnya misteri. Jika aku mengambil jalan yang salah dan pada akhirnya aku menyesal, aku tidak akan bisa berbalik arah. Itulah yang akan disebut dengan masa lalu. Aku merasa hidup itu seperti permainan garis, permainanku saat aku masih SD. Saat itu disebut dengan "geblak sodor". Kita harus melewati beberapa garis dengan lawan lawan yang sudah menghadang kiri dan kanan. Jika kita bisa lolos dari terkaman mereka maka kita akan menang. Dan saat kita sudah melewati suatu garis, kita tidak boleh kembali ke tempat di garis sebelumnya. Jika kita melakukannya kita akan mati.
Dan saat aku memainkannya, aku selalu berada di posisi terjebak, tidak bisa berlari kemana mana. Hanya diam berdiri ditengah area yang sudah dibentuk segi empat dengan pertemuan garis garis itu. Menghindari jangkauan tangan lawan lawanku. Sampai kawan dalam reguku berjuang meloloskan tim kami. Dan akhirnya satu pasukan akan menang. Dan saat ini, aku merasa seperti sedang dalam permainan itu. Aku diam tak bergerak ditengah jalan. Tanpa berani melangkah ke kiri atau ke kanan. Menunggu pertolongan (petunjuk dari Yang Maha Pemberi Petunjuk). Akan kubawa kemanakah langkah ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar