Jumat, 12 September 2014

Bicaralah Kepadaku

Selain hembusan angin yang samar-samar, dan detak jantungku sendiri yang redup-timbul, tak ada lagi suara lain yang dapat ku dengar. Aku juga tak berani membuka mulutku kecuali untuk menguap agar mengurangi sedikit dilemaku. 
Jangankan untuk bertanya macam-macam, beralih duduk mendekat saja sungguh terasa berat. Setelah perpisahan yang terlalu lama, aku seperti orang yang baru bertemu dengannya. Serba kaku. Setelah bertanya kabar dan dia menjawab, sudah berhenti disitu. Aku hanya menunduk sambil terus memainkan jari-jariku. Dia, duduk tenang dan menoleh menyerong dari arahku. Mungkin dia juga sama, masih kaku. Tapi dia selalu lebih tenang.
Sebelumnya aku berfikir, saat dua orang bertemu setelah sekian lama berpisah pasti rasanya akan bahagia dan sangat lega. Tapi kenapa aku tidak. Rasanya seperti anak baru gedhe yang sedang janjian bertemu dengan teman dekat hasil sms nyasar. Mau tanya ini, mau tanya itu tapi malu. Mau bercerita banyak hal tapi mungkin belum saatnya. Harus bagaimana?

"Ayolah, cairkan suasana yang semakin beku ini. Menolehlah ke arahku. Ajaklah aku bicara sepanjang dan selebar yang kau mau.... Kamu pasti masih ingat aku ini tidak pandai menyembunyikan perasaanku. Aku bisa gelagapan jika harus bertanya padamu lebih dulu. Bertanyalah sesukamu, aku akan mencari kata paling baik untuk menjawabnya. Tenangkanlah aku, bicaralah kepadaku... Hai kamu, yang sudah lama tidak bertemu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar