Sabtu, 28 Juni 2014

Sekolah Menengah Pertama ~ "Lalu Apa?"

Dari hati ...

Saat aku berjalan di tengah terik, aku baru menyadari bahwa hanya ada aku dan bayanganku sendiri. Tidak ada lagi kamu di sampingku. Mungkin aku juga tidak pernah ada dibenakmu. Aku hanya seperti lalat yang mengganggu karena terlalu sering berlalu lalang mendekatimu. Tapi aku selalu meyakinkan hatiku bahwa kamu juga mencintaiku. Meski kamu tidak pernah mengatakannya. Entah aku hanya ke-GR-an saja atau bagaimana tapi rasanya memang berbeda. Aku selalu merasa bahwa kamu peduli padaku. Karena kamu memandangku di saat aku berpaling. Karena kamu selalu berusaha melindungiku meski melalui tangan orang lain. Dan kamu selalu peduli padaku meski harus temanmu yang mengatakannya tanpa seijinmu. Dia berpura-pura keceplosan saat mengatakan semuanya. Tapi iyakah keceplosan bisa sepanjang itu? Kenapa kamu tidak mengatakan saja bahwa yang dikatakan temanmu itu semuanya benar. Kamu selalu menyangkalnya. Apa kamu malu, kalau malu aq pun juga merasakannya setiap kali berbicara atau dekat denganmu. Lalu apa? Apa kamu takut aku akan menolaknya? Pemikiran yang terlalu buntu. Bayangkan saja kenapa aku setiap hari selalu mencari alasan agar bisa komunikasi denganmu, setidaknya melihatmu dari jarak dekat. Lalu apa? Kamu terus menyangkalnya. Pertanyaan yang belum kudapat jawabannya sampai sekarang.
Untuk hal lain, yang juga selalu ku ingat. Setiap jam istirahat aku selalu resah. Aku selalu menunggumu di perpustakaan sekolah. Lalu kamu datang, meski tidak pernah ada kesepakatan sebelumnya. Dan hal itu berjalan dengan sendirinya setiap hari. Apa kah lagi-lagi aku hanya ke-GR-an? Atau memang hati kita telah tau apa perannya dan apa yang harus diperbuatnya. Tolong, jangan simpan jawabanmu untuk membuatku terus merasa ragu.
Aku sudah mencintaimu, sejak aku melihat bunga flamboyan bersemi. Dan kita telah bersama sampai flamboyan bersemi untuk ketiga kalinya. Dan setelah itu, flamboyan tidak akan menyaksikan kita lagi. Maaf aku lupa, belum ada kata kita selama ini. Rasanya menyedihkan sekali, setiap hari bertemu, setiap hari bertanya, setiap hari saling tersenyum, tapi apa semua itu biasa saja? Apa kamu juga memberikan senyum dengan keindahan yang sama untuk orang lain? Apa kamu juga selalu terbata-bata saat menjawab pertanyaan "kamu sedang apa?" jika orang lain yang bertanya?
Aku masih tetap berfikir apa aku hanya ke-GR-an sampai saat terakhir kali aku menerima raport, beserta ijazah tepatnya. Tidak ada lagi yang bisa kuharapkan saat aku mengunjungi sekolah. Aku benar-benar telah kehilangan hal indah itu. Saat ini, aku hanya sendiri. Segalanya terasa asing. Keramaian itu seolah hanya angin yang berhembus semilir. Kenangan itu hanya seperti cerminan hatiku yang sedang keruh. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan mencintaimu sedalam ini. Orang bilang ini cinta monyet, tapi saat aku meminta definisinya katanya cinta monyet itu hanya sekedar masa lucu-lucuan, hanya perasaan senang dan tertarik lalu ketika waktu membuatnya bosan, rasa itu akan hilang. Dan mereka bisa melewatinya dengan biasa-biasa saja. Dan aku yakin perasaanku berbeda, perasaan ini bukan lelucon. Bukan hanya perasaan senang, tapi air mataku juga turut mengiringinya. Dan waktu tidak pernah membuatku merasa bosan. Bahkan jika bisa aku ingin membuat waktu berjalan selambat mungkin saat aku bersamamu. Dan saat aku berpisah denganmu itu selalu berat rasanya. Sampai saat aku sudah tidak lagi melihatmu pun, rasa ini masih sama dan selalu kujaga. Hari terakhir aku melihatmu bukan berarti rasa terakhir untukmu.

Jadi bisakah kamu merubah keadaan dengan tidak lagi membuatku menunggu?
Jika bisa, datanglah, jawablah semua pertanyaanku. Dan bahagiakanlah hati yang selalu setia menunggu meski tanpa kepastianmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar