Jumat, 24 Oktober 2014

Kepada Takdirku (Siapa pun Itu)

Kepada kamu - Yang kelak akan mendampingi dunia akhiratku
Di - manapun kamu berada kini


Di suatu masa, saat aku mengucapkan kata cinta tanpa tau maknanya, aku mencoba bermimpi tentang sebuah masa depan yang indah. Pada saat  itu, aku berangan-angan bahwa aku akan tumbuh menjadi gadis yang cantik kemudian bertemu dengan pangeran dan menikah. Lalu hidup bahagia selama-lamanya. Mungkin, dongeng yang sering ku dengar telah mempengaruhiku saat itu.

Di suatu masa berikutnya, saat aku sedikit demi sedikit mulai bisa memaknai kata cinta, aku mendambakan masa depan yang indah. Aku tumbuh dewasa. Dalam bayanganku waktu itu, suatu hari saat aku akan berangkat bekerja, tanpa sengaja aku hampir tertabrak oleh pria tampan dan kaya. Pria itu meminta maaf padaku dan mengantarkanku pulang. Akhirnya kami saling jatuh cinta. Beberapa waktu setelahnya, pria itu melamarku dan kami menikah. Endingnya, selalu sama. Bahagia selamanya. Mungkin, saat itu aku terinspirasi dari ftv yang tanpa bosan kuikuti setelah pulang dari sekolah sambil menikmati makan siangku yang tak habis-habis kukunyah.

Dan saat ini, saat aku memahami bagaimana sesungguhnya hidup dan mengartikan cinta lebih dari maknanya, aku mendambakan kehadiranmu. Tempat terakhir untuk kusinggahi. Nanti, saat kamu sudah ada disini, aku akan menyayangimu sepenuh hati. Karena Allah sendiri yang memberikanmu untukku. Kamu pasti lelaki terpilih, yang terbaik menurut Allah.
Aku akan mengagumimu seperti aku mengagumi ayahku. Karena selama hidupku, satu-satunya lelaki yang menyayangiku dengan utuh, yang selalu berkorban untukku, yang dengan lantang melindungiku, yang selalu memelukku agar aku tidak ketakutan, yang menjagaku dari kesedihan, bahaya dan rasa sakit, adalah ayahku. Dan aku mendambakanmu adalah sosok seperti itu. Sosok yang akan aku kagumi dalam waktu apapun.
Aku akan berusaha membuatmu nyaman, agar kamu tidak perlu berfikir untuk mencari tempat lain lagi. Aku akan setia padamu, karena aku tau bagaimana rasanya dikhianati, dan lebih sakit lagi saat ditinggal pergi. Aku tidak akan menukar hidupku dengan apapun dan dengan siapapun saat kita telah bersama nanti, karena aku adalah sutuhnya hakmu saat kamu mengikrarkan janji suci dihadapan ayahku, suatu hari nanti. Aku akan patuh untuk membahagiakanmu, barangkali dengan bahagia yang kuberi kamu akan berfikir-fikir ulang saat terlintas keinginan untuk lari.

Aku akan menyambut kedatanganmu dengan bahagia. Dengan cinta yang Karena Allah. Dengan pengabdian suci seperti kisah-kisah istri para Nabi. Dan kamu, lelaki yang dipilihkan Allah untukku, semoga kamu segera datang dan tak akan pergi lagi. Menetap disini bersamaku, dan tetap bersamaku sampai di kehidupan terakhir seluruh umat, nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar