Rabu, 17 Desember 2014

Aku Sedang Rindu Ayah

Sejak ayah tak lagi menggendongku, mulai saat itu aku berusaha jalan sendiri. Tak peduli selelah apapun aku. Karena pasti ayah jauh lebih lelah menanggung hidupku, yang jauh lebih berat dari badanku. Ditambah lagi usia ayah yang semakin bertambah. Dan sayangnya kekuatan tubuh ayah berbanding terbalik dengan usia. Semakin bertambah usia ayah semakin berkurang kekuatan ayah.
Sejak ayah tak lagi memintaku duduk dipangkuan ayah dan menceritakan dongeng-dongeng pada zaman dahulu, sejak saat itu aku mencari ceritaku sendiri. Aku tau ayah butuh menenagkan diri setelah seharian sibuk bekerja. Mengistirahatkan pikiran ayah. Tanpa kupaksa untuk mengingat jalan cerita yang kadang atau sering ayah lupakan. Dan aku maklum, terlalu banyak yang ayah harus pikirkan.
Sejak ayah tak mengantarku lagi pergi ke sekolah karena ayah harus pergi jauh, sejak saat itu aku memberanikan diriku. Tak peduli hujan deras yang bisa saja membuat sungai banjir, memutuskan jembatan, menumbangkan pepohonan atau membuat tanah longsor. Tak kuhiraukan panas yang menyengat di tengah hari dan aku harus berjalan di tengah-tengah persawahan tanpa keteduhan. Tapi untuk membuat ayah bahagia dan menebus segala susah senang ayah di pulau sebrang sana, yang ayah niatkan untuk membuatku hidup dengan baik maka akupun akan melakukan hal yang sama.
Sejak ayah tak lagi menciumku saat menjelang tidur, sejak saat itu aku berusaha untuk menjadi gadis dewasa. Aku paksakan batinku untuk memahami keadaan ayah disana. Kuhilangkan keinginan untuk membawa ayah pulang. Kuabaikan permintaan-permintaan naluri anak kecil yang butuh kasih sayang ayahnya. Kubantah segala kerinduan yang meminta ayah untuk datang. Bukan karena aku sudah tidak sayang ayah. Tapi sekali lagi ayah, karena aku sudah berusaha dewasa. Barangkali membiarkan ayah disana akan membuat ayah, bahagia.

Dari putrimu yang kini berusia 21 tahun dan tak dapat tidur sampai tengah malam dan entah karena apa. Aku tidak kebanyakan minum kopi ayah. Tapi entah kenapa aku terus terjaga. Mungkin ada sesuatu yang sedang kupikirkan. Mungkin aku sedang ingin dinina bobokkan oleh ayah. Atau, aku sedang rindu ayah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar