Kamis, 06 Agustus 2015

Kemudian aku berlari menyambutmu. Ketika ku tau kau datang untuk menjemputku. Dengan lonjakan ringan sampai awang-awang. Dengan rasa bahagia yang tak dapat kulukiskan bagaimana bentuknya.

Ketika waktuku sering terkuras untuk memikirkan tentang kita. Ketika nasehat-nasehatmu yang sederhana, ku terima sebagai rangkaian kata yang luar biasa. Ketika hal yang semula ku anggap bukan apa-apa kini menjadi istimewa.
Mungkin, kau ini semacam strawberry essence pada susu sebelangga. Hanya setitik saja, dan kau berpengaruh sekian banyaknya.

Ada yang berubah dalam hatiku. Kadang aku begitu memikirkanku. Kadang aku rindu. Kadang aku tak peduli. Dan kadang, aku masih bertanya dalam hatiku, siapa kamu?

Perasaanku naik turun setiap hari.
Kadang aku dengan sukarela menyerahkan hatiku padamu, seolah kau adalah perisa baja terbaik untuk melindunginya. Dan terkadang aku enggan memberikannya padamu. Aku takut bahwa kau akan mencacahnya menjadi beberapa bagian, lalu kau lumat-lumat, dan akhirnya kau buang tak bersisa.

Ah..., lupakan saja. Mungkin beginilah perasaan seorang gadis yang memutuskan untuk mengakhiri kesendiriannya. Rasa yang campur aduk. Tapi setidaknya rasaku tak lagi hambar. Kau sudah menaburinya dengan gula, garam, bubuk cabe dan beberapa rempah-rempah. Jadi, terima kasih ya. Semoga harimu menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar